REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO -- Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mendorong agar pelaku usaha kecil menengah (UKM) memasarkan produknya ke luar negeri. Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan sudah banyak produk-produk UKM dari Sidoarjo yang diekspor.
Ia mencontohkan, sandal yang biasa dibeli umat Islam saat ibadah umrah atau haji di Arab Saudi merupakan produk dari Waru, Sidoarjo. Selain itu, sepatu, sandal dan tas kulit dari Tanggulangin juga diekspor ke sejumlah negara.
"UKM Sidoarjo sudah terkenal. Saya selalu mengatakan Sidoarjo kota UKM Indonesia. Jadi UKM di Sidoarjo sekarang makin lama tambah banyak. Orang-orangnya tambah pinter. Dan sekarang ini banyak UKM yang hasilnya diekspor," kata Saiful seusai mengisi acara Talk UKM di Hotel Premier Inn Sidoarjo, Selasa (18/4).
Ia menambahkan, Pemkab berupaya mendorong perkembangan UKM melalui berbagai cara. Selain melakukan pembinaan, Pemkab juga memfasilitasi skema pembiayaan melalui dana bergulir. "Pinjaman tanpa agunan tanpa jaminan, bunganya murah hanya 6 persen. Usaha kecil juga saya bantu apalagi kalau sudah besar induknya itu diekspor sepatu sandal sudah banyak diekspor," ujarnya.
Di samping itu, Pemkab juga mendorong agar CSR dari perusahaan-perusahaan di Sidoarjo membantu para UKM. Menurutnya, jumlah UKM di Sidoarjo mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, jumlah UKM di Sidoarjo sekitar 160 ribu UKM, kemudian pada tahun ini meningkat menjadi 206 ribu UKM. Sedangkan jumlah perusahaan besar di Sidoarjo juga mengalami peningkatan dari 1.600 perusahaan menjadi 2.000 perusahaan. Totalnya, terdapat 34 ribu perusahaan dari skala kecil sampai besar di kota delta tersebut.
Di sisi lain, Saiful menilai pengembangan UKM perlu mendapat perhatian besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Ia juga mendorong agar para pelaku UKM terus meningkatkann kemampuan, kreativitas dan inovasinya.
"Peran pemerintah mengembangkan kemitraan dengan pengusaha besar dan membuka jaringan untuk kemajuan UKM. UKM memiliki peran strategis dan potensi besar maka sektor ini perlu digali, dilestarikan, dibina dan didorong perkembangannya," imbuh Saiful.
Salah satu pembicara, Sandy Wahyudi, mengenalkan istilah marketing tali sepatu yang dikenalkan oleh para peneliti dari Barat. Pelaku UMKM dianggap paling cocok menerapkan strategi marketing tali sepatu. Sebab, UMKM memiliki keterbatasan modal maupun tenaga ahli.
"Boot strap marketing atau marketing tali sepatu ini bagaimana pelaku usaha bisa survive melalu tahun yang susah. Kunci keberhasilan boot strap marketing berpikir peluang apalagi yang ada di depan, konsep marketing apalagi yg ada di depan. Jangan hanya mengandalkan sosial media terus," ungkap motivator sekaligus Direktur SLC Marketing tersebut.
Menurut Sandy, strategi marketing juga perlu percepatan. Para pelaku UKM diajak untuk mencari peluang sebab peluang tidak mungkin datang sendiri. "Peluang itu sama, tinggal berani tidak mencarinya. Kalau berani pasti menemukan. Peluang memang tidak mudah ditemukan tergantung bagaimana cara berpikir kita. Kalau berpikir jernih spiritual baik maka jalan akan dimudahkan oleh Tuhan," ucapnya.