REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 12 prajurit TNI dikabarkan menjadi korban dalam gladi bersih latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5), sekitar pukul 11.00 WIB. Empat prajurit TNI dilaporkan gugur, delapan lainnya luka parah.
Anggota TNI yang menjadi korban berasal dari satuan Yon Arhanud 1 Kostrad. Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Kolonel Arm Alfret Denny Tuejeh mengatakan, kecelakaan dalam latihan tersebut disebabkan pembatas laras yang tidak berfungsi.
"Pada latihan menembak, salah satu pucuk pembatas larasnya tidak berfungsi sehingga meriam ini larasnya bergerak liar, kena orang pucuk yang di sampingnya. Sekarang sedang berlangsung investigasi," ujar Kolonel Denny saat dihubungi, Rabu (17/5).
Denny mengatakan, investigasi dilakukan komprehensif, termasuk mengenai alutsista. Untuk sementara, dugaan penyebab kecelakaan karena pembatasan pinggiran laras tidak berfungsi. "Jadi untuk lebih rinci, kita tunggu hasil investigasi," katanya.
Menurut Denny, sebetulnya senjata yang digunakan dalam latihan tersebut bukan tergolong kategori senjata lama atau usang, yaitu buatan tahun 2003. Terkait, apakah peralatan yang digunakan dalam latihan masih layak atau tidak, Denny masih menunggu hasil investigasi.
Keempat korban meninggal dunia akan segera dievakuasi ke rumah duka masing-masing. Kemudian delapan orang yang mengalami luka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat di Pontianak.