REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mendeteksi keberadaan Lutung Jawa Albino. Lutung Jawa atau Lutung Budeng yang dalam bahasa ilmiahnya dikenal sebagai Trachypithecus auratus merupakan jenis primata endemik Pulau Jawa.
Staf PEH TNGGP, Iyan Sopian awalnya menemukan kelompok Lutung Jawa yang tidak biasa sekitar Maret 2017 di kawasan hutan Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Bogor. Iyan menemukan satu ekor Lutung Jawa yang memiliki keunikan pada rambut dan kulit wajah bewarna putih.
"Kondisi tersebut diduga merupakan kelainan pigmen atau biasa disebut albino," kata Iyan kepada Republika.co.id, Kamis (6/7).
Albino berasal dari bahasa latin, Albus yang berarti putih. Albino disebut juga hypomelanism atau hypomelanosis, yaitu kelainan genetika di mana tubuh tidak dapat menghasilkan pigmen melanin sebagai pelindung kulit dari cahaya matahari dan juga warna dari kulit. Hanya beberapa bagian saja dari tubuh yang bewarna putih. "Baru kali ini saya menemukan lutung unik tersebut," kata Iyan.
Staf PEH TNGGP lainnya, Agung Gunawan mengatakan rambut Lutung Jawa umumnya bewarna hitam. Lutung Jawa betina berambut keperakan di sekitar kelaminnya, sementara Lutung Jawa muda berbulu kuning jingga. "Jika memang Lutung Jawa tersebut albino, maka ini merupakan fenomena langka yang patut diteliti lebih lanjut," kata Agung.
Status perlindungan Lutung Jawa versi The International Union for Conservation of Nature (IUCN) adalah Vulnerable (VU) atau rentan. Ini adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu akan datang.
The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) juga memasukkan Lutung Jawa ke dalam Apendiks II. Ini adalah daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, namun terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa diimbangi pengaturan.