Jumat 17 Nov 2017 17:15 WIB

Upayakan Alih Rawat Setnov, Tim Penyidik KPK Masih di RSCM

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Sejumlah penyidik Komisi pemberantasan Korupsi mendatangi rumah sakit medika permata hijau, Jakarta, Kamis (16/11). Kedatangan penyidik KPK ke rumah sakit medika permata hijau bertujuan menemui tersangka kasus tindak pidana korupsi Setya Novanto yang mengalami kecelakaan pada kamis malam di jalan Permata Berlian.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sejumlah penyidik Komisi pemberantasan Korupsi mendatangi rumah sakit medika permata hijau, Jakarta, Kamis (16/11). Kedatangan penyidik KPK ke rumah sakit medika permata hijau bertujuan menemui tersangka kasus tindak pidana korupsi Setya Novanto yang mengalami kecelakaan pada kamis malam di jalan Permata Berlian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabiro Humas KPK Febri Diansyah mengungkapkan, sampai saat ini tim penyidik KPK masih berada di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, untuk pengecekan kondisi kesehatan tersangka kasus korupsi proyek pengadaan KTP-elektronik (KTP-el), Setya Novanto. "Saat ini tim penyidik masih berada di sana (RSCM), kata Febri saat dikonfirmasi, Jumat (17/11).

Novanto pada siang ini dibawa dari Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ia dipindah dengan alasan untuk kebutuhan pemeriksaan lebih lanjut seperti CT Scan.

Menurut Febri, hal itu dibutuhkan untuk proses penyidikan lebih lanjut. Ia juga mengatakan, pemeriksaan tersebut perlu dilakukan untuk memutuskan tindakan hukum lebih lanjut terhadap tersangka. "Termasuk rencana akan dilakukan alih rawat ke RSCM," kata dia.

Sebelumnya, Setya Novanto dikabarkan mengalami kecelakaan di Jakarta Selatan, Kamis (16/11) malam. Ia dilaporkan mengalami kecelakaan saat menuju ke kantor Metro TV di Jakarta.

Ia dikabarkan akan menjalani sesi wawancara dengan stasiun televisi tersebut. Mobil itu mengalami rusak di bagian depan akibat kecelakaan tunggal menabrak tiang listrik, di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement