Rabu 06 Dec 2017 00:24 WIB

Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem Ganggu Stabilitas Timteng

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Budi Raharjo
Menteri Luar Negeri, Retno L.P Marsudi
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Luar Negeri, Retno L.P Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan rencana pemindahan kedutaan Amerika Serikat di Israel dapat berpengaruh terhadap proses perdamaian antara Israel dengan Palestina. Selain itu, rencana tersebut justru akan memengaruhi stabilitas di kawasan Timur Tengah (Timteng).

"Kami menyampaikan bahwa apabila hal itu terjadi maka akan dapat membahayakan proses perdamaian antara Palestina dan Israel dan juga membahayakan perdamaian itu sendiri, stabilitas di Timur Tengah dan lain-lain," ujar Retno di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12).

Setelah mendengar rencana Presiden AS yang akan mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Menlu Retno pun memanggil Dubes AS pada Senin kemarin untuk memverifikasi informasi tersebut. Menlu menegaskan, Pemerintah Indonesia sangat memperhatikan kabar itu.

Menurut dia, dari pertemuan tersebut, Dubes AS menyampaikan Presiden AS belum mengambil keputusan terkait rencana itu. "Jadi jawabannya adalah sampai saat ini belum ada keputusan final dari Presiden Trump mengenai masalah ini," ujar Retno.

Lebih lanjut, dalam pertemuan khusus OKI di tingkat wakil tetap, Pemerintah Indonesia juga kembali menyatakan sikapnya mengenai masalah Yerusalem. Sebelumnya diberitakan, Presiden Donald Trump menunda pengumuman soal pemindahan kedutaan AS di Israel. Pengumuman pemindahan kedutaan AS itu sebelumnya dikabarkan akan dilakukan pada Rabu.

"Pengumuman tentang keputusan tersebut akan dibuat dalam beberapa waktu mendatang," ujar juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley kepada wartawan di atas Air Force One saat Trump kembali dari sebuah perjalanan.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (5/12), Trump memutuskan untuk menandatangani surat yang akan menunda pemindahan kedutaan tersebut dari Tel Aviv ke Yerusalem selama enam bulan lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement