REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Memasuki pekan ketiga Februari, harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Cirebon masih diatas harga pembelian pemerintah (HPP). Karena itu, Bulog Sub Divisi Cirebon untuk sementara ini baru melakukan penyerapan beras komersil.
"Untuk penyerapan (beras komersil), sudah kita lakukan sejak Januari," ujar Kepala BulogSub Divisi Cirebon, Dedi Aprilyadi, Rabu (21/2).
Dedi menjelaskan, beras komersil itu memiliki harga diatas HPP. Menurutnya, hingga Februari ini, beras komersial yang diserapnya sudah mencapai 577 ton.
Sedangkan, untuk penyerapan beras yang sesuai dengan HPP, Dedi mengakui hingga kini belum mereka lakukan. Pasalnya, luas areal sawah yang sudah panen di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, yang menjadi wilayah kerja mereka, masih sedikit.
Hal itu membuat harga gabah di tingkat petani masih di atas HPP. Padahal, untuk penyerapan beras nonkomersial, harganya berpatokan pada HPP. Diprediksi pada Maret mendatang Bulog Cirebon baru bisa menyerap gabah dan beras dari petani.
"Sebenarnya kami siap untuk menyerap kapan saja. Tapi, harga gabah dan beras saat ini masihlebih tinggi dibandingkan HPP," terang Dedi.
Terpisah, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, mengatakan, saat ini luas areal yang sudah panen di Kabupaten Cirebon baru sekitar 40 hektare. Di antaranya tersebar di Kecamatan Plumbon dan Waled.
Meski masih di atas HPP, harga gabah yang dipanen petani itu sudah mulai turun. Untuk gabah kering giling (GKG), saat ini turun dari Rp 7.500 per kg menjadi Rp 6 ribu per kg.
Berdasarkan Inpres No 5 tahun 2005, HPP GKG mencapai Rp 4.600 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog. "Bulan depan panen akan semakin banyak. Harga gabah pasti akan lebih turun lagi," kata Tasrip.