Selasa 13 Mar 2018 19:36 WIB

Film Tengkorak Rebut Perhatian di San Jose

Pemutaran perdana untuk penonton dunia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Poster film Tengkorak.
Poster film Tengkorak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tengkorak, film hasil karya dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapatkan kesempatan tayang selama empat hari pada 1, 2, 3, dan 9 Maret 2018. Tengkorak sukses masuk nominasi Best Film Science Fiction, Fantasy and Thriller.

Dalam gelaran Festival Film Cinequest 2018 yang dihelat di San Jose, California tersebut, Tengkorak jadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang dikirim ke World Premiere. Produser Tengkorak, Wikan Sakarinto mengatakan, ini jadi pemutaran perdana untuk penonton dunia.

"Selama empat hari pemutaran film di dua kota yaitu San Jose dan Redwood, Tengkorak mendapatkan sambutan positif dan gangat dari publik di Amerika Serikat," kata Wikan, Selasa (13/3).

Usai pemutaran film berdurasi 130 menit tersebut, turut berlangsung tanya jawab yang cukup dinamis. Berbagai pertanyaan, komentar dan apresiasi diberikan penonton atas keberanian pemilihan tema dengan eksekusi yang baik.

Selain itu, Tengkorak mendapat apresiasi karena menampilkan tokoh perempuan sebagai karakter sentral, sebagai ilmuewan dan sebagai presiden. Wikan menuturkan, penonton banyak mengapresiasi Tengkorak sebagai film fiksi ilmiah yang berkelas.

"Terutama, alur ceritanya yang tidak mudah ditebak namun tetap mampu menghibur penonton dengan adegan dan percakapan yang sangat natural," ujar Wikan.

Barbara, pecinta film dari San Jose mengungkapkan, dirinya cukup puas dengan film besutan civias UGM tersebut. Bahkan, Barbara kembali menghadiri World Premiere dan menonton film Tengkorak di Redwood.

Komposer musik dan pemerhati film, Joseph Rios, turut menyampaikan pujian terhadap film Tengkorak. Menurut Rios, dialog yang ditampilkan dalam berbagai scene terlihat sangat natural dan kuat.

Ia turut memuji naturalitas dan kualitas akting para pemain saat beradegan di atas menara penjaga BPBT yang sangat memukau. Film ini dinilai sangat mencerminkan budaya Indonesia, Asia, dan menggambarkan keindahan alam Indonesia yang memesona.

Wikan menyebutkan, kebanggaan tersendiri Tengkorak menjadi salah satu nominasi Cinequest 2018. Namun, Tengkorak harus mengakui keunggulan film-film lain karena belum bisa melangkah lebih untuk meraih best film di kateogri Science Fiction, Fantasy and Thriller.

Pada Cinequest 2018, penghargaan best film sendiri diraih Berlin Falling, film karya Ken Duken dan dibintangi Tom Wlaschiha, pemeran Jaqen Hgar di Game of Thrones. Film berbiaya dua juta euro itu saat ini menduduki peringkat pertama Box Office Jerman.

"Kami mohon maaf kali ini belum berhasil meraih best film di Cinequest 2018, tapi film Tengkorak ini menjadi permulaan dari perjalanan selanjutnya," ujar Wikan.

Selain produser, World Premiere Tengkorak di San Jose turut dihadiri sutradara Yusron Fuadi, pemeran utama Eka Nusa Pertiwi dan Anindita Surya Laksmi. Tengkorak sendiri bercerita tentang penemuan fosil tengkorak 170 ribu tahun.

Mengambil latar Yogyakarta pascar gempa bumi 2006, penemuan fosil itu membuat perdebatan para peneliti dan pemuka agama karena lebih tua dari manusia di bumi. Perdebatan terjadi antara melakukan penelitian atas temuan fosil tengkorak itu atau melenyapkannya dari muka bumi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement