REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay pada Selasa (10/4) mengutuk serangan yang menewaskan enam penjaga taman dan pengemudi mereka di Taman Nasional Virunga. Taman Nasional Virunga merupakan salah satu lokasi Warisan Dunia UNESCO.
"Saya mengutuk serangan mematikan ini terhadap enam penjaga Taman Nasional Virunga dan pengemudi mereka. Saya menyeru Republik Demokratik Kongo melakukan semua tindakan hukum yang diperlukan guna mengakhiri serangan yang terus terulang ini," kata Azoulay di dalam satu pernyataan.
Itu adalah serangan ketiga tahun ini terhadap staf Lembaga Pelestarian Alam Kongo di Taman Virunga, kata pernyataan itu. Serangan tersebut terjadi setelah tindakan terhadap lokasi lain Warisan Dunia di Afrika Tengah, di Tri-Nasional Dja dan Sangha.
Sejak 1996, serangan di Taman Nasional Virunga telah merenggut lebih dari 175 korban, kata UNESCO. Wanita pejabat tersebut menyeru masyarakat internasional agar membantu Lembaga itu menjamin keselamatan staf dan warga setempat.
Dengan dukungan Uni Eropa, UNESCO telah menanam modal selama beberapa tahun dalam penguatan kapasitas manusia dan sumber daya Lokasi Warisan Dunia di berbagai negara Afrika Tengah yang menghadapi tantangan keamanan, tambah pernyataan tersebut. "Direktur Jenderal itu memuji keberanian para penjaga yang menghadapi resiko kehilangan nyawa dalam menjamin perlindungan warisan ini," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua, Rabu (11/4).
Taman Nasional Virunga telah dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia sejak 1979 karena keragaman hayatinya yang luar biasa, termasuk spesies langka dan asli, seperti gorila gunung. Lokasi itu juga telah dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia yang Terancam Punah sejak 1994 karena dampak dari konflik di Wilayah Danau Raya.
Para pejabat Taman Nasional Virunga, di dalam satu pernyataan pada Selasa, menuduh anggota milisi Mai Mai sebagai pelaku serangan tersebut.