REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES – Penyanyi pop Mariah Carey mengaku dirinya adalah seorang penderita Bipolar. Dia didiagnosis menderita gangguan bipolar itu sejak 2001 namun ia mengaku melakukan pengobatan akhir-akhir ini.
Dilansir dari Reuters, Carey yang mengungkapkan hal itu kepada majalah People pada Rabu (11/4), mengatakan dia mendapat diagnosis tersebut saat mengalami gangguan emosional dan fisik ketika dia dirawat di rumah sakit. Saat itu ia sedang membintangi film Glitter pada 2001.
Carey mengaku tak ingin mempercayai diagnosis itu. Itulah sebab mengapa dia baru melakukan pengobatan baru-baru ini. "Saya hidup dalam penyangkalan dan isolasi dan dalam ketakutan yang terus menerus seseorang akan mengekspos saya," kata Carey.
Penyanyi yang terkenal dengan hits “We Belong Together” itu menyebut, hal itu terlalu berat baginya. Sehingga dia pun mencari dan menerima perawatan dari orang-orang positif di sekitarnya, dan melakukan apa yang dia sukai. “Seperti menulis lagu dan membuat musik,” ungkapnya.
Carey yang merupakan penyanyi terlaris di dunia dengan 200 juta rekaman terjual itu mengatakan dia minum obat untuk gangguan bipolar II, yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang tidak terlalu berat antara depresi dan hiperaktif. "Untuk waktu yang lama saya pikir saya mengalami gangguan tidur yang parah," katanya.
Namun ia menyadari hal itu bukanlah sebuah insomnia normal. “Saya bekerja, bekerja, dan bekerja. Saya mudah marah dan selalu takut mengecewakan orang lain. Ternyata saya sedang mengalami bentuk mania. Saya hanya ingin membenturkan dinding.” kata penyanyi itu.
Dalam hidupnya, Carey mengalami pengalaman baik dan buruk meliputi perceraiannya dengan comedian Nick Cannon, yang merupakan ayah anak kembarnya yang berusia enam tahun. Dia sendiri juga dikabarkan terlibat dalam hubungan yang pendek dengan seorang miliader Australia, James Parker.
Namun saat ini, dia mengaku mengkonsumsi obat yang tidak membuatnya merasa lelah dan melamban. Hal itu dibuktikannya dengan peneluran album barunya yang akan rilis pada akhir tahun ini.
“Saya berada di tempat yang sangat baik sekarang, di mana saya merasa nyaman mendiskusikan perjuangan saya dengan gangguan bipolar II. Saya berharap kita bisa sampai ke tempat di mana stigma itu dicabut dari orang-orang yang mengalami sesuatu sendirian," katanya.