REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara besar, sahabat lama, masa kini dan masa datang bagi Kamboja. Karena itu, saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Kamboja Sudirman Haseng di Peace Palace, Pnom Penh, Jumat (23/6), dia mengharapkan Indonesia terus mendukung berbagai kebijakan pemerintahannya untuk menjaga stabilitas, perdamaian, keamanan dan pertumbuhan ekonomi.
Indonesia juga memiliki andil yang sangat signifikan terhadap proses perdamaian Kamboja, terutama dalam pertemuan "Jakarta Informal Meeting" (JIM) I pada 1988 dan JIM II pada 1989, demikian rilis KBRI Pnom Penh yang diterima Antara, Sabtu (23/6).
"Pertemuan JIM itu menyepakati hasil dari Paris Conference untuk menciptakan perdamaian di Kamboja," kata Hun Sen.
Hun Sen juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran besar dengan mengirimkan misi perdamaian yang sangat diterima oleh masyarakat Kamboja. Untuk saat sekarang dan masa mendatang, Hun Sen juga berharap Dubes RI bersama-sama dengan Pemerintah Kamboja tidak hentinya mencari terobosan baru guna meningkatkan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang perdagangan, investasi, pelatihan dan pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Sudirman Haseng menyampaikan salam hormat Presiden Joko Widodo kepada PM Hun Sen serta menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan PM untuk menghadiri "ASEAN Leaders Gathering" di sela-sela pertemuan "IMF-WB Annual Meeting" pada Oktober 2018 di Bali. Sudirman juga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Kamboja kepada Indonesia sehingga terpilih sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB untuk periode 2019-2020.
Usaha maksimal dalam peningkatan hubungan bilateral pada kerja sama segala sektor dan rencana kegiatan bersama untuk merayakan hubungan diplomatik kedua negara yang ke-60 pada 2019 juga disampaikan oleh Sudirman dalam pertemuan kunjungan kehormatan tersebut. Menanggapi rencana kegiatan tersebut, Hun Sen berharap untuk segera membahas berbagai aktivitas yang berkaitan dengan perayaan tersebut dan secara historis, hubungan erat Indonesia dan Kamboja telah dibina sejak era Presiden Sukarno dan Raja Norodom Sihanouk.
Kamboja saat ini merupakan salah satu negara yang sangat menjanjikan untuk menjalin kerja sama, khususnya di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kamboja dalam 20 tahun terakhir berada pada kisaran 6 sampai 7 persen, yang membuat negara tersebut telah keluar dari kategori "lower income country" pada 2016.
Jumlah perdagangan Indonesia dengan Kamboja pada 2017 mencapai 542 juta dolar AS, atau meningkat sebesar 20% dari nilai perdagangan pada tahun 2016. Selain mengharapkan adanya terobosan baru dengan meningkatkan kerja sama terutama di sektor investasi dan pariwisata, Hun Sen juga mengharapkan agar segera untuk ditindaklanjuti adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke Kamboja, yang dapat meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara di masa yang akan datang.