Senin 25 Feb 2013 19:18 WIB

Penghapusan UN Tingkat SD Dinilai Tepat

Murid MTsN Model Banda Aceh shalat berjamaah sebelum pengumuman kelulusan ujian nasional di Banda Aceh, Sabtu (2/6)/Ilustrasi.
Foto: Antara/Ampelsa/ed/ama/12
Murid MTsN Model Banda Aceh shalat berjamaah sebelum pengumuman kelulusan ujian nasional di Banda Aceh, Sabtu (2/6)/Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,SURAKARTA--Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Furqon Hidayatullah menilai tepat penghapusan ujian nasional di tingkat sekolah dasar sebagaimana rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Soal usulan penghapusan UN untuk tingkat sekolah dasar (SD) sebenarnya itu sudah lama. Dan, apabila hal ini berlaku pada kurikulum tahun 2013 juga tidak masalah," kata Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. di Solo, Senin.

Ia mengatakan bahwa SD adalah merupakan landasan utama dari pendidikan dasar dari wajib belajar sembilan tahun.

Oleh karena itu, dia menekankan bahwa keberadaan UN sebetulnya belum waktunya bagi anak berusia 6--12 tahun. Anak seusai itu, seharusnya diberikan waktu untuk bergembira, selain didorong untuk giat belajar.

"Kalau di SD sudah dihakimi dengan UN, saya kawatir program wajib belajar sembilan tahun terganggu," kata Furqon yang juga Dekan FKIP UNS itu.

Adapun solusinya untuk menggantikan UN, dia memandang perlu memaksimalkan ujian sekolah yang bertujuan memperbaiki kondisi dan pembelajaran di sekolah.

Ujian sekolah dalam arti bukan dalam bentuk ujian serupa UN, melainkan menyelenggarakan ujian sekolah sendiri yang hasilnya menjelaskan kondisi siswa, katanya menjelaskan.

Menyinggung peningkatan kesejahteraan guru, dia mengatakan bahwa sekarang ini banyak guru tidak lagi membawa motor, tetapi mobil ke sekolah, tempat mereka mengajar. Hal ini terlihat berjajarnya mobil di area lingkungan sekolah.

Kendati demikian, Furqon menyayangkan lahan sekolah yang menjadi tempat parkir mobil para guru karena biasanya siswa menjadikan halaman itu untuk berolahraga atau kegiatan belajar lainnya.

Agar tidak berlarut-larut, menurut Furqon, hendaknya persoalan itu perlu segera dicari solusinya karena bagaimanapun lahan olahraga di area sekolah adalah sesuatu yang penting bagi siswa.

"Tidak hanya untuk kesehatan siswa, tetapi juga untuk mendorong prestasi siswa dalam bidang olahraga," katanya menandaskan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement