REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Kepulauan Seribu membersihkan limbah minyak yang terpapar di sekitar Laut Pulau Jukung, Ahad (10/2) lalu. Kepala Suku Dinas LH Kepulauan Seribu, Yusen Hardiman, mengatakan pihaknya mengumpulkan lima karung limbah minyak yang mengkristal dan bercampur dengan pasir.
"Saat ini di lokasi limbah minyak sudah dibersihkan oleh petugas," kata Yusen dalam keterangan tertulisnya.
Sebanyak 10 petugas dikerahkan untuk membersihkan limbah yang diduga berasal dari arah barat laut tersebut, sehingga terbawa arus dan mencapai wilayah Kepulauan Seribu. Karena sifatnya yang beracun, pihaknya akan membawa sampel limbah tersebut ke laboratorium milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk diperiksa lebih lanjut.
Limbah minyak mentah di Pulau Pantara, Kepulauan Seribu, Senin (4/2).
Sebelumnya, petugas kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu mengumpulkan 36 karung berisi limbah minyak yang mencemari Pulau Pantara, Kepulauan Seribu bagian utara, Senin (4/2) lalu. Sebanyak 36 karung berisi minyak tersebut berbobot 1,62 meter kubik. Jika dikonversikan ke dalam liter, maka setara dengan 1.620 liter.
"Ini crude oil (minyak mentah), masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan 'Pek'," kata Yusen kepada Republika.co.id.
Menurut keterangan petugas di laut, limbah minyak yang berbentuk cair dan mengkristal tersebut datang dua hari sebelumnya dari arah barat laut. Diduga, minyak berwarna hitam pekat itu berasal dari aktivitas pengeboran minyak yang terdapat di yang berjarak sekitar 12 mil dari Pulau Pantara.