Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kehidupan para miliarder di dunia, terkhususnya di Indonesia. Mayoritas dari mereka tak ada yang langsung menjadi kaya raya, melainkan harus merasakan dulu pahitnya kehidupan.
Berlaku pula untuk ketiga miliarder tanah air, Harjo Sutanto, Eka Tjipta Widjaja, Mochtar Riady, dan Chairul Tanjung. Para miliarder tersebut merintis bisnisnya sedari nol. Sebelum bergelimang harta seperti saat ini, mereka memiliki pekerjaan yang tak terduga lho.
Baca Juga: Eka Tjipta Widjaja, Taipan yang Membangun Imperium Bisnis dari Nol
Dari miliarder paling tertua di Indonesia terlebih dahulu, yakni Harjo Sutanto. Sebelum mendirikan perusahaan Wings Group yang saat ini perkembangannya begitu pesat, Harjo bersama rekannya Johannes Ferdinand Katuari bekerja menjadi sales sabun.
Mereka menawarkan produk sabunnya dari pintu ke pintu. Dengan kegigihan, akhirnya perusahaan mereka berkembang hingga saat ini.
Melansir dari Forbes, kini, Wings menjadi produsen terkemuka di Indonesia yang memproduksi sabun dan peralatan rumah tangga lainnya. Dari penjual sabun colek keliling, Harjo kini menjadi miliarder yang mengantongi kekayaan Rp 16,26 triliun.
Baca Juga: Bos Wings Group Jadi Crazy Rich Paling Sepuh di Indonesia
Selain menjual sabun keliling, miliarder Indonesia juga ada yang pernah menjadi penjual biskuit. Miliarder tersebut adalah Eka Tjipta Widjaja.
Melalui proses itulah Eka kini berhasil mendirikan Sinar Mas. Perusahaan besutannya tersebut meluas menjadi beberapa bidang, seperti kertas, jasa keuangan, properti, agribisnis, pendidikan, dan telekomunikasi.
Selanjutnya adalah profesi sebagai penjual sepeda. Mochtar Riady, sebelum menjadi konglomerat usai mendirikan Lippo Group seperti saat ini, Mochtar Riady membuka toko sepeda. Dan yang terakhir, yakni Si Anak Singkong.
Baca Juga: Dijuluki "Si Anak Singkong", Bos CT Corp Ini Dulu Juga Sempat Hidup Susah
Yaps, miliarder Chairul Tanjung juga melakoni pekerjaan tak terduga. Ia berjualan buku kuliah, kaos, dan fotokopi di kampus untuk memenuhi kebutuhan kuliah. Demi finansial selama kuliahnya aman, pemilik usaha CT Corp ini tak malu berjualan seperti itu.