Jumat 26 Jul 2019 17:21 WIB

Bandar Udara Muhammad Sidik Ditargetkan Beroperasi pada 2020

Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 99 miliar.

Pekerja mengaspal landasan pacu bandara. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pekerja mengaspal landasan pacu bandara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MUARATEWEH -- Bandar Udara H Muhammad Sidik di Desa Trinsing, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah yang saat ini dalam proses pembangunan, ditargetkan mulai beroperasi pada 2020. Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 99 miliar untuk percepatan dan penyelesaian pekerjaan bandara. 

Perkembangan ini disampaikan Kepala Bandara Beringin Muara Teweh, Jarot Nugroho, kepada Bupati Barito Utara, Nadalsyah, di ruang kerja bupati, Jumat (26/7). Menurut dia, dari anggaran yang dialokasikan tersebut, banyak pembangunan tahun ini. Ada tiga macam yang merupakan prioritas.

"Dari tiga item tersebut yang saat ini sedang dikerjakan pembangunan rekontruksi runway, halaman parkir dan rehab terminal, ini belum termasuk peralatan di dalamnya serta pembangunan fasilitas lainnya," kata Jarot.

Dia mengatakan, waktu pengerjaan tiga macam tersebut yaitu satu tahun pekerjaan. Pada tahun depan, bandara baru tersebut ditargetkan bisa berfungsi (fungsional) dan bisa dioperasikan. Untuk bandara baru ini, direncanakan menggunakan pesawat ATR-72.

"Diharapkan dengan beroperasinya bandara baru ini, selain mempersingkat dan mempermudah masyarakat keluar daerah, juga diharapkan para investor lebih tertarik dan lebih banyak berinvestasi ke daerah ini," kata Jarot.

Bandara HM Sidik Muara Teweh dengan panjang landasan pacu 1.400 meter dan lebar 30 meter ini merupakan salah satu dari 15 pembangunan bandara baru sebagai arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Dana sebesar Rp 99 miliar itu akan berakhir dan harus terserap sampai akhir Desember 2019. Itu berarti bahwa bandara baru ini harus selesai pada akhir tahun ini dan fungsional pada tahun depan sudah bisa digunakan untuk penerbangan.

Untuk tahap awal, pemindahan penerbangan dari Bandara Beringin ke bandara baru. "Kami akan melakukan uji coba selama dua atau tiga bulan dengan pesawat yang ada saat ini yaitu Susi Air, apakah layak untuk digunakan untuk pesawat jenis ATR 42 dan ATS 72. Mudah-mudahan Bandara HM Sidik, tidak hanya sebagai bandara transit, tetapi menjadi bandara tujuan langsung dengan pesawat berbadan besar seperti jenis Boeing dan Airbus," kata Bupati Nadalsyah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement