REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kepolisian Hong Kong menggunakan water canon untuk pertama kalinya. Satu orang petugas juga melepaskan tembakan saat bentrok dengan pengunjuk rasa pada Ahad (25/8) waktu setempat. Salah satu bentrokan paling keras dalam demonstrasi yang terjadi selama tiga bulan terakhir.
Ribuan pengunjuk rasa membanjiri jalanan di pemukiman Tsuen Wan. Tempat di mana mereka bentrok dengan polisi yang melepaskan tembakan gas air mata dan membawa dua kendaraan water canon untuk membubarkan massa.
Pengunjuk rasa melemparkan satu bom molotov. Mereka masuk ke dalam gang-gang sempit untuk menghindari water canon yang sudah bertahun-tahun tidak pernah digunakan. Satu orang perwira polisi mengatakan ada rekannya yang melepaskan tembakan.
"Berdasarkan pemahaman saya, baru saja rekan saya melepaskan tembakan, dari pemahaman awal saya seorang polisi berseragam melepaskan tembakan," kata inspekstur polisi Leung Kwok Win, seperti dilansir dari Aljazirah, Senin (26/8).
Belum diketahui ke mana tembakan tersebut di arahkan. Tapi stasiun televisi RTHK melaporkan reporter mereka melihat seorang petugas polisi menembakan senjatanya ke langit.
Pengunjuk rasa menggunakan bebatuan yang diambil dari jalanan untuk digunakan sebagai amunisi. Beberapa orang lainnya menyemprotkan sabun cuci ke tanah agar licin dan menyulitkan polisi mengejar mereka.
Operator kereta MRT menghentikan layanan mereka agar stasiunnya tidak digunakan pengunjuk rasa sebagai tempat berkumpul. Unjuk rasa masih terus berlangsung walaupun sudah ada 29 orang ditangkap dalam bentrokan malam sebelumnya. Pihak berwenang juga melanjutkan penggunaan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi.
Polisi mengatakan pengunjuk rasa meleparkan batu. Memaksa mereka untuk menggunakan gas air mata dan water canon. Menurut media setempat Skuad Taktis Khusus kepolisian Hong Kong yang dikenal sebagai Raptors turut dikerahkan. Menyerang dan menangkap beberapa pengunjuk rasa.
Aljazirah melaporkan demonstrasi damai yang sempat terjadi selama beberapa pekan terakhir tampaknya sudah berakhir. Para pemimpin unjuk rasa mulai berusaha berunding tapi ada beberapa kelompok-kelompok kecil yang memisahkan diri dan memblokir jalan.
Polisi sudah memperingatkan mereka akan segera merebut jalan-jalan yang diblokir. Selama satu jam polisi Hong Kong melepaskan tembakan gas air untuk membubarkan massa yang membalasnya dengan lemparan batu.
Pada Ahad kemarin polisi mengatakan mereka mengecam pemblokiran tersebut. Sebanyak 19 orang laki-laki dan 10 orang perempuan sudah ditahan karena hal itu. RTHK melaporkan salah satu orang yang ditahan adalah pemimpin unjuk rasa hari Sabtu, Ventus Lau.
Hampir 700 orang sudah ditahan dalam gejolak politik yang terjadi sejak tiga bulan yang lalu. Unjuk rasa berkepanjangan yang dipicu rencana perubahan undang-undang ekstradiksi yang dapat membuat seorang tersangka diadili di China.
Rencana undang-undang itu sudah dicabut tapi pengunjuk rasa melanjutkan aksi mereka. Menutut demokrasi yang lebih besar lagi untuk daerah administrasi khusus tersebut. Para demonstran memprotes semakin kuatnya pengaruh China di kota mereka.