Kamis 12 Sep 2019 14:29 WIB

Hadapi Risiko Resesi, OJK: Ekonomi Indonesia Kuat

Pemerintah harus memperbaiki sektor produk dan jasa yang mampu menarik dana asing

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fundamental ekonomi nasional masih cukup kuat menghadapi risiko resesi seperti yang disampaikan Bank Dunia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebutkan bahwa permodalan Indonesia masih kuat, didukung oleh likuiditas yang semakin likuid, inflow asing yang kembali masuk dan cadangan devisa yang perlahan naik menjadi 26 miliar dolar AS.

"Tentunya fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus dan kuat, ini negara kita lebih banyak pertumbuhannya didasarkan kepada mengandalkan pertumbuhan domestic demand, sehingga meskipun permintaan barang-barang dari dunia menurun, negara yang mengandalkan kepada ekspor pertumbuhannya itu yg paling terkena," kata Wimboh, Rabu (11/9) petang.

Baca Juga

Meski dinilai cukup kuat, Wimboh mengingangatkan pemerintah untuk tetap mencari sumber pertumbuhan baru yang menarik investor dalam konteks investasi langsung asing (FDI). Pemerintah juga harus memperbaiki sektor produk dan jasa yang mampu menarik aliran dolar AS masuk, seperti pariwisata.

"Juga harus membuat daya saing produk ekspor kita dan juga variasi produk ekspor kita harus lebih bnyak lagi. Selain kita mengandalkan domestic demand yang secara natural penduduk kita banyak," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement