REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bank Index menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10,73 persen pada 2019. Adapun penyaluran kredit masih berfokus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta sektor bisnis.
Hingga Juni 2019, penyaluran kredit Bank Index mencapai Rp 6,62 triliun dari target sebesar Rp 7,05 triliun hingga akhir 2019. Jumlah penyaluran kredit naik 3,99 persen dibandingkan akhir Desember 2018.
Presiden Direktur Bank Index Gimin Sumalim mengatakan sepanjang lima tahun terakhir, Bank Index mencatatkan pertumbuhan kredit per tahun sekitar tujuh persen.
“Produk unggulan yang menyumbang pemberian kredit kami adalah pinjaman untuk membiayai modal kerja khususnya industri perdagangan, tentunya dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan pendekatan yang prudent," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Kamis (19/9).
Selain menggenjot kredit, Bank Index juga memacu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pada tahun ini, kata dia, Bank Index sudah meluncurkan tiga program bagi nasabah DPK, yakni Arisan Bank Index, Tabungan Index Plus serta layanan internet dan mobile banking INDEXQU.
"Nasabah tidak dikenakan biaya transaksi jika menggunakan aplikasi digital INDEXQU. Strategi tersebut diharapkan dapat merangsang nasabah untuk aktif menggunakan layanan digital milik Bank Index," jelasnya.
Bank Index menargetkan pertumbuhan DPK menjadi Rp 7,36 triliun. Hingga medio Juni 2019, Bank Index telah menghimpun DPK sebesar Rp7,12 triliun. Dengan total penghimpunan ini, DPK Bank Index telah mengalami pertumbuhan sebesar 6,15 persen dibandingkan Desember 2018.
Kenaikan DPK turut disumbang oleh giro, tabungan dan deposito, masing-masing naik sebesar 18,67 persen, 17,27 persen dan 3,98 persen. Jika dibandingkan dengan target yang tercantum dalam proyeksi rencana bisnis 2019, realisasi DPK tersebut telah mencapai 102,31 persen.