Kamis 14 Nov 2019 06:07 WIB

Polisi Imbau Warga Bandung tak Khawatir Pascabom Medan

Masyarakat Bandung pun diajak untuk tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agung Sasongko
Personel penjinak bom dari Gegana Brimob Polda Sumatera Utara memeriksa sebuah sepeda motor yang diduga milik pelaku bom bunuh diri yang terparkir di depan Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Personel penjinak bom dari Gegana Brimob Polda Sumatera Utara memeriksa sebuah sepeda motor yang diduga milik pelaku bom bunuh diri yang terparkir di depan Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Jajaran kepolisian Polrestabes Bandung mengimbau masyarakat tidak khawatir pasca peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11). Masyarakat Bandung pun diajak untuk tetap melaksanakan aktivitas seperti biasanya. 

"Kami mengimbau kepada masyarakat laksanakan aktivitas sebagaimana biasa, tidak perlu khawatir yang berlebihan terhadap kejadian di luar kota Bandung," ujar Kabag Ops Polrestabes Bandung, AKBP Widodo, Kamis (14/11).

Namun begitu, ia mengungkapkan pihaknya mengajak masyarakat untuk selalu waspada dan bersinergi dengan aparat kepolisian dalam meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Kita tingkatkan kewaspadaan, kita perlu sinergi dan bahu membahu," katanya.

Dirinya menambahkan, pihaknya meningkatkan pengamanan di kepolisian. Sekaligus mengimbau kepada aparatur sipil yang berada di pemerintahan untuk meningkatkan kewaspadaan. 

"Orang yang melakukan amaliyah ini mereka sudah tidak bisa bicara secara akal sehat. Tujuan mereka adalah inginnya mati syahid sehingga tempat manapun bisa dijadikan sasaran sebagai tempat amaliyah," katanya

Kabag Ops pun menyampaikan pihaknya sudah mengintruksikan kepada jajaran untuk melakukan kegiatan dengan sistem pengamanan body sistem. Dimana antar petugas saling melindungi sehingga tidak boleh berjauhan dan saling mengawasi yang berada dilapangan.

"(Petugas) yang satu menegakkan aturan yang lain bisa mengawasi jadi bisa saling bertatapan. Sehingga mengawasi ketika ada orang yamg melakukan kejahatan termonitor oleh rekannya yang lain," katanya.

Menurutnya, tiap melakukan patroli atau kegiatan lainnya harus menggunakan body sistem agar saling melindungi. Minimal katanya petugas berjaga dua orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement