Selasa 31 Mar 2020 03:45 WIB

Raja Salman Gratiskan Layanan Kesehatan Pasien Corona

Layanan transportasi umum termasuk penerbangan telah ditangguhkan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Hiru Muhammad
Kabah yang sepi dari jamaah di Masjid al Haram, Kota Suci Makkah, Arab Saudi, Sabtu, 7 Maret 2020. Masjid al Haram sepi karena virus corona.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Kabah yang sepi dari jamaah di Masjid al Haram, Kota Suci Makkah, Arab Saudi, Sabtu, 7 Maret 2020. Masjid al Haram sepi karena virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Kesehatan Tawfiq bin Fawzan AlRabiah telah mengumumkan perintah Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk memberikan pengobatan gratis pasien Corona. Hal itu ditujukan kepada semua warga baik penduduk asli maupun penduduk ilegal yang tidak memiliki izin tinggal atau masa izin tinggalnya telah habis. 

Dilansir di //spa.gov.sa//, mereka akan dilayani di semua fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang berkaitan dengan semua hal untuk perawatan virus Corona. Menteri menegaskan perintah kerajaan ini berasal dari keseriusan Raja Salman menempatkan kesehatan warga dan penduduk sebagai prioritas utama untuk memastikan keselamatan semua orang.

Kebijakan ini berlaku setelah konferensi pers yang diadakan Menteri Kesehatan di markas besar Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi di Riyadh, Senin (30/3).

Arab Saudi memperpanjang penangguhan penerbangan internasional dan internal serta bekerja di sektor swasta dan publik sampai pemberitahuan lebih lanjut karena kasus virus corona meningkat menjadi 1.299, selain empat kematian baru hingga Ahad (29/3).

Pemerintah juga telah melarang kegiatan masuk dan keluar kota Jeddah dan memperpanjang jam malam mulai pukul 15.00 waktu setempat. Tindakan pencegahan yang sama diberlakukan sebelumnya di kota-kota Qatif, Riyadh, Makkah dan Madinah.

Penangguhan layanan transportasi umum termasuk kereta, bus, dan taksi telah diperpanjang hingga pemberitahuan lebih lanjut. Penerbangan internasional dihentikan pada 15 Maret sementara penerbangan domestik pada 21 Maret. Namun, keamanan Publik Saudi telah menugaskan tim darurat untuk menerima permintaan mendesak untuk pindah antar kawasan negara itu selama 24 jam.

Kementerian Kesehatan Saudi mengumumkan 96 kasus baru Ahad (29/3) termasuk 28 kasus terkait perjalanan dan 68 kasus terkait kontak langsung dengan kasus yang diumumkan sebelumnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement