Kamis 16 Apr 2020 19:34 WIB

Eksportir Buah Terima Berkah di Balik Pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 jadi momentum menguatkan posisi komoditas hortikultura Indonesia

Buah Manggis siap dikirim ke pasar internasional, khususnya China. Pandemi covid-19 jadi momentum menguatkan posisi komoditas hortikultura Indonesia
Foto: Kementan
Buah Manggis siap dikirim ke pasar internasional, khususnya China. Pandemi covid-19 jadi momentum menguatkan posisi komoditas hortikultura Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pademi Covid-19 di Indonesia tidak menyurutkan semangat para petani hortikultura untuk tetap menanam dan memasarkan berbagai hasil panennya. Pandemi ini justru dijadikan momentum untuk menguatkan posisi komoditas hortikultura di pasar ekspor. 

Hal ini dilakukan sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian sebanyak tiga kali lipat (GRATIEKS). Dalam beberapa kesempatan SYL memaparkan, Pandemi Covid-19 harus dijadikan dalih untuk meningkatkan produksi dan kualitas pangan nasional.

Sebelumnya pada Januari 2020, sejumlah komoditas hortikultura seperti manggis sempat terhambat pemasarannya. Hal itu terjadi lantaran Tiongkok yang merupakan salah satu negara tujuan terbesar ekspor manggis dari Indonesia, dilanda pandemi Corona.

"Ada 5 komoditi Indonesia yang biasa diekspor ke Tiongkok, yakni manggis, salak, pisang, buah naga, dan kelengkeng. Dari lima komoditi ini yang terbesar pasarnya adalah manggis," ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto saat memberikan arahan melalui video conference meeting, Rabu (15/4).

Kini dengan semakin membaiknya kondisi sejumlah negara, terutama Tiongkok, membuat geliat bisnis ekspor manggis kembali menggeliat. Hal itu tak lepas dari peran dan intervensi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian.

Lebih lanjut Prihasto menuturkan agar para petani tetap semangat dalam memproduksi serta memasarkan produknya untuk pasar domestik maupun luar negeri. Khususnya pada saat situasi pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia.

"Dibutuhkan kerjasama yang baik dari masyarakat, pengusaha dan pemerintah untuk tetap menjamin ketersediaan pangan untuk masyarakat dan keberlangsungan ekonomi negara," kata Prihasto 

Prihasto berharap ke depannya, wabah pandemi Covid-19 yang melanda tanah air akan segera berakhir dan semua dapat kembali beraktifitas seperti dahulu. “Meskipun pasti perlu waktu untuk masa recovery. Dukungan pemerintah akan terus ada demi kemajuan dan kesejahteraan petani hortikultura,” ujarnya.

Sementara itu Direktur PT Radja Manggis Sejati Bogor, Wawan Darmawan sebagai salah salah satu eksportir, sukses mengekspor 26 container manggis ke negara China pada awal April 2020. 

Kiprah PT Radja Manggis Sejati sebagai pengekspor manggis perlu diancungi jempol dan menjadi teladan, sebab sudah melakukan ekspor manggis sejak tahun 2016. Perusahaan ini juga telah membantu dan membina banyak petani dalam budidaya manggis berkualitas ekspor serta berusaha memangkas mata rantai pemasaran manggis yang panjang di Indonesia.

Wawan mengatakan jika pihaknya saat ini memiliki 8000 mitra petani di seluruh Indonesia. Untuk dapat menjangkau para mitranya, production house milik PT.Radja Manggis Sejati ada di berbagai daerah. 

“Yang terbesar ada di empat kota, yakni Bogor, Bali, Bandung, dan Tasikmalaya,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Rabu (15/4).

Production House (PH) milik PT Radja Manggis Sejati di Bogor, merupakan salah satu perusahaan pengekspor manggis terbesar di Indonesia yang pernah mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pertanian RI sebagai eksportir terbaik tingkat nasional di tahun 2019.

Diakui Wawan untuk memperluas pasar ekspor, PT. Radja Manggis Sejati aktif mengikuti pameran dagang, baik di dalam maupun luar negeri guna menjaring pembeli.

“Belum lama ini kami mengikuti Guangzhou International Fruit di tahun 2019, pameran ini merupakan salah satu pameran yang difasilitasi oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Hortikultura bagi para pelaku usaha bidang hortikultura untuk memasarkan produknya ke pasar Internasional,” beber dia.

“Hasilnya sangat baik karena perusahaan bertemu dengan buyer dan berhasil menandatangani MoU secara langsung dengan buyer dari Tiongkok,” tambah Wawan.

Kabar baik lainnya datang dari PT. Surya Elok Sejahtera yang berbasis di Bali. Mereka diketahui sudah mempunyai pasar tetap seperti Inggris, Ceko, Dubai, Italy, China, Russia, Jepang. Namun karena situasi pandemik covid-19 ini, rutinitas ekspor perusahaan ini juga sempat terkendala karena banyaknya pesawat international yang dibatalkan penerbangannya dari negara masing-masing. 

Dalam waktu dekat, PT. Surya Elok Sejahtera akan menjalankan ekspor 1 kontainer ke Maldives untuk komoditi Lime dan 1 kontainer cabai, petai dan jengkol ke Jepang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement