REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, mendukung penuh program yang sedang dijalankan Menteri Pertanian(Mentan) Syahrul Yasin Limpo yakni gerakan percepatan tanam April- September (ASEP) 2020. Program tersebut dinilai dapat menjadi senjata ampuh dalam memerangi dampak pandemi Covid-19.
"Saya sangat mendukung adanya program percepatan tanam ini untuk memerangi dampak dari pandemi Covid-19," demikian dikatakan Dedi dalam acara Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasn Limpo, Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Subang, Ruhimat, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryan, Wakapolda Jawa Barat, Brigjen. Pol. Akhmad Wiyagus, dan Anggota DPD RI, Oni Suwarman di Desa Ciberes, Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, Sabtu (6/6).
Dedi menegaskan saat ini merupakan waktu paling tepat dalam melakukan percepatan tanam dimana saat ini banyak masyarakat khususnya generasi muda yang biasa kerja di proyek belum bisa kembali bekerja karena belom normal. Dengan demikian, sektor pertanian bisa menjadi satu solusi yang dapat dilakukan dalam menyelamatkan ekonomi masyarakat.
"Saya minta para bupati untuk mengajukan berbagai programnya ke Kementerian Pertanian. Mudah mudahan dengan jeda waktu yang antara 1 sampai dua bulan seperti saat ini masyarakat desa setelah menanam tetap menghasilkan uang sambil menunggu panen," tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama jajaran eselon 1 Kementan menyatakan komitmen untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional khususnya yang ada di Jawa Barat saat ini di dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan ke depan. Sektor pertanian menjadi solusi nyata terhadap dampak yang diakibatkan pandemi covid 19 terutama pada melemahnya ekonomi nasional.
"Dari apa yang kita saksikan hari ini, semangat petani yang terus berkobar itu menjadi tanda bagi saya bahwa sebenarnya kepedulian kita menghadapi Covid dengan daya tahan masyarakat melalui pertanian dan ketahanan pangan adalah sesuatu kekuatan," kata Syahrul.
Mentan Syahrul mengatakan bahwa Gerakan percepatan tanam padi adalah kelanjutan dari pertanaman musim tanam I atau musim hujan. Dengan sisa hujan pada bulan Mei-Juni maka musim tanam II yang disebut musim tanam gadu harus segera dikejar.
"Karena itu dengan sisa hujan bulan Mei-Juni ini maka seluruh jajaran Kementerian Pertanian bersama seluruh pemerintah daerah harus bisa memanfaatkan sisa hujan sampai bulan Juni-Juli," sambungnya.
Selain Mentan juga mengatakan target luas tanam 2020 sebesar 11,66 juta hektare yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Sementara stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6,84 juta ton.
Terkait hal itu, Syahrul menerangkan bahwa potensi panen padi Mei 2020 mencapai 1,25 juta hektare dengan hasil beras sebesar 3,43 juta ton. Sedangkan potensi panen padi Juni 2020 mencapai 0,74 juta hektare, yang dapat menghasilkan beras sebesar 1,94 juta ton.
"Musim tanam dua, target kita di atas 5,6 juta hektare dan mudah-mudahan kalau ini bisa menghasilkan maka ketahanan pangan itu bisa kita jamin lebih baik," tutupnya.
Sementara itu, Bupati Subang, Ruhimat mengapresiasi kepedulian Pemerintah Pusat melalui Kementan yang begitu fokus meningkatkan produksi pangan di masa pandemi virus corona. Ketersediaan pangan di masa virus corona dan hingga saat ini dalam kondisi aman.
"Karena itu, Kabupaten Subang siap mendukung percepatan tanam padi dan peningkatan produksi pangan lainnya agar dampak yang ditimbulkan pascapandemi corona tidak menyebabkan kegaduhan ekonomi," ungkapnya.
"Di Kabupaten Subang banyak lahan tidur, baik itu eks Perhutani maupun PTPN. Ini bisa kita optimalkan untuk menghasilkan pangan demi membantu penguatan pangan nasional," pinta Ruhimat.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan percepatan tanam pada April-September 2020 ini dilaksanakan di delapan wilayah andalan, sembilan wilayah utama dan 16 wilayah pengembangan. Kementan memberikan bantuan benih, alat mesin pertanian, asuransi pertanian dan pendampingan agar percepatan tanam sukses dan memberikan hasil yang tinggi.
"Ini saatnya setiap wilayah membuktikan komitmennya. Komitmen untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat, maka dari itu gerakan percepatan tanam menjadi yang utama," sebut Suwandi.