REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia akan memberikan pinjaman 1,5 miliar dolar AS kepada Belarusia.
"Pinjaman itu diberikan untuk memulihkan hubungan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19," ujar dia selama pertemuan dengan rekan sejawatnya dari Belarus, Alexander Lukashenko, di Kota Sochi.
Saat ini Rusia masih menjadi investor terbesar dalam ekonomi Belarus. Hanya satu proyek mereka, pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang menelan biaya 100 miliar dolar AS.
"Secara umum, Federasi Rusia menyumbang lebih dari 50 persen dari omset perdagangan luar negeri Belarus. Hampir 2.500 perusahaan dengan modal Rusia beroperasi di Belarus. Kami memiliki kerja sama yang sangat stabil dan mendalam di sejumlah bidang," kata Putin.
Belarus telah berpartisipasi dalam tahap ketiga dari uji coba vaksin Covid-19 Rusia, dan Belarus akan menjadi negara pertama penerima vaksin itu. Mengenai gelombang protes di Belarus terhadap hasil pemilihan presiden, Putin mendukung Belarus untuk menyelesaikan permasalahan mereka sendiri "tanpa tekanan dari luar".
Lukashenko, sementara itu, mengatakan bahwa apa yang terjadi di Belarus sekarang adalah "pelajaran" bagi semua negara bekas Soviet.
"Untuk mencegah insiden serupa di masa depan, saya menyarankan untuk menambah latihan militer gabungan tanpa mempertimbangkan penolakan dari negara-negara Barat," kata presiden Belarus.
Aksi protes meletus di Belarus setelah Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden 9 Agustus. Para pemimpin NATO dan Eropa telah mendesak Lukashenko untuk melakukan dialog dengan oposisi dan menghormati hak asasi manusia warga negaranya.