Selasa 27 Oct 2020 10:30 WIB

Indonesia Jadi Pasar Potensial Blockchain Dunia

Indonesia adalah negara dengan pasar cryptocurrency yang lebih potensial dari China.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Blockchain
Foto: Tech Explore
Blockchain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai menjadi pasar potensial pengembangan blockchain dan aset kripto. Hal ini membuat membuat para pengembang kripto seluruh dunia masuk ke Indonesia.

CEO Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax) Oscar Darmawan mengatakan Indonesia adalah negara dengan pasar cryptocurrency yang lebih potensial melebihi China.

Baca Juga

"Indodax adalah jembatan para investor dari seluruh dunia, termasuk dari pengembang blockchain dan aset kripto dalam negeri untuk menyasar pasar Indonesia. Indodax hadir ke masyarakat Indonesia sebagai platform bursa untuk trader yang menyukai mengambil keuntungan dari trading aset kripto," ujarnya kepada wartawan, Selasa (27/10).

Salah satu aset kripto yang baru hadir di Indonesia yak k Link Eye (LET), ter-listing di Indodax pada Oktober 2020. LET merupakan aset kripto yang bergerak pada sistem keuangan finansial terdesentralisasi atau decentralized finance (DeFi).

Sementara COO LET Hordi Vitalii menambahkan tercatatnya LET di bursa Indodax menandai langkah pertamanya memasuki pasar Asia dan ekspansi global. Di Indonesia, reputasi LET diyakini bakal meningkat.

"Pencantuman LinkEye di Indodax pasti akan menjadi acara yang menarik dan dapat meningkatkan reputasi LinkEye di pasar global," ucapnya.

Menurutnya Indonesia merupakan pasar potensial bidang aset kripto. Bahkan, Indonesia adalah negara dengan pasar cryptocurrency yang lebih potensial melebihi China.

"LET akan berusaha untuk mendapatkan pijakan di pasar dan akan secara proaktif melakukan aktivitas pemasaran di pasar. LET ingin mendapatkan perhatian yang lebih besar masyarakat Indonesia dan berharap bisa membangun komunitas yang kuat di Indonesia," ucapnya.

LET didirikan pada 2017 yang dilatarbelakangi oleh tim andal di bidang finansial dan blockchain. LinkEye juga telah berkomitmen untuk mengeksplorasi data kredit aset digital, dan diharapkan dapat memberi pengguna pinjaman aset digital terdesentralisasi.

Menurut Vitalii LinkEye berfokus pada data kredit terdesentralisasi di mana layanan oracle-nya juga dapat memberikan data kredit yang akurat untuk produk DeFi. Selain itu, juga berkontribusi pada operasi keamanan produk DeFi.

"Melalui teknologi blockchain dan kontrak pintar, kami ingin menjamin kecerdasan, keamanan dan kenyamanan aset on chain pengguna serta menciptakan ekosistem DeFi yang kuat dan beragam," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement