REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dosen senior program studi Kajian Wilayah Amerika Sekolah Kajian Strategic dan Global (KWA- SKSG) Universitas Indonesia, Muhammad Fuad menilai, kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, memiliki dua agenda kepentingan di Indonesia. Salah satunya, yakni mengisyaratkan kemungkinan hubungan diplomasi Indonesia-Israel.
"Saya kira ada dua hal yang bisa kita kaitkan dengan kunjungan Pompeo, salah satunya mengenai Timur Tengah," ujar Fuad saat dimintai tanggapan oleh Republika, Kamis (29/10).
Menurutnya, Pompeo ke Indonesia untuk kemungkinan membujuh adanya diplomasi Indonesia dan Israel. "Pompeo mungkin menjajaki kemungkinan hubungan diplomasi Indonesia-Israel. Kedatangan Pompeo ke acara Pemuda Ansor mengisyaratkan hal itu," ujar Fuad.
Dia juga melihat dari kunjungan Kyai Yahya Staquf, sekjen PBNU, pada tahun 2018 ke Washington dan Jerusalem. Almarhum Gus Dur juga berpendepat Indonesia mustinya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Saat ini pun Amerika sedang membujuk Sudan untuk ikut membuka hubungan diplomatik dengan Israel. "Tidak mustahil terlintas di benak Pompeo untuk menjajagi kemungkinan hubungan Indonesia-Israel," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menegaskan kembali posisi Indonesia untuk Palestina dalam pertemuan langsungnya Mike Pompeo di Jakarta, Kamis (29/10) waktu setempat. Retno mengatakan, bahwa solusi Palestina harus mengutamakan two state solution.
"Saya sebutkan bahwa masalah ini (Palestina) sangat dekat dengan hati masyarakat Indonesia," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Pompeo, Kamis.
"Saya tegaskan posisi Indonesia atas masalah tersebut, termasuk prinsip solusi dua negara," ujarnya menegaskan.
Selain menyoal Timur Tengah, Fuad menilai kunjungan Pompeo ke Indoensia terkait masalah Cina. Seperti diketahui ada ketegangan perang dagang Donald Trump dengan Cina serta penguatan kehadiran Cina di Laut Cina Selatan yang dinilai mendorong Amerika untuk menggalang dukungan Indonesia.
"Mungkin Amerika melihat hubungan Indonesia dengan China yang intensif," ujarnya.
Fuad menilai, kedatangan Pompeo untuk menunjukkan bahwa Amerika masih membutuhkan dan memperhatikan Indonesia untuk menjaga perimbangan kekuatan terkait ketegangan Laut Cina Selatan. "Tidak mustahil kedatangan Pompeo dikoordinasi dengan kedatangan PM Suga dari Jepang yang merupakan sekutu utama Amerika di Asia Timur," tukasnya.