Rabu 18 Nov 2020 18:34 WIB

DKI Harap Peristiwa Keramaian Habib Rizieq Jadi Pelajaran

Keteladanan Nabi Muhammad dengan cara hidup bersih dan sehat patut ditiru.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Foto: Shabrina Zakaria
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta mengharapkan peristiwa keramaian massa dalam berbagai acara yang melibatkan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab(HRS) agar jadi pelajaran bagi semua pihak supaya tak terjadi lagi. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, di Jakarta, Rabu, kejadian kerumunan di Petamburan hingga sampai tahap pemeriksaan oleh kepolisian karena dugaan pelanggaran UU Kekarantinaan Kesehatan juga harus jadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.  Termasuk, Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasanya dihadiri massa berjumlah besar.

"Ke depannya, mudah-mudahan peristiwa kemarin memberi pelajaran bagi kita bahwa kegiatan-kegiatan seperti Maulid Nabi, tidak harus dilakukan sebanyak-banyaknya (masyarakat), bisa dilakukan virtual dan itu tidak mengurang arti dan maknanya," kata Riza.

Baca Juga

Riza menilai keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan adalah keteladanan pembawa agama tersebut. Keteladanan Nabi Muhammad SAW dengan sikapnya, perilaku mulianya, dan cara hidup bersih dan sehat patut ditiru, terlebih di saat pandemi Covid-19.

"Justru keberhasilan melaksanakan maulid tidak diukur dari banyaknya peserta yang hadir tapi diukur sejauh mana peserta bisa meneladani Rasulullah. Di masa pandemi ini kita meneladani Rasulullah dengan hidup bersih dan sehat, kemudian hati juga harus bersih tidak boleh berprasangka, tidak boleh kita mentang-mentang dan sebagainya, kita harus adil," ucapnya.

Selain itu, politisi Gerindra ini juga menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan keagamaan termasuk maulid, diharuskan untuk mengikuti protokol kesehatan. Mulai dari tidak boleh lebih dari 50 persen, menggunakan masker, serta harus ada pengecekan suhu pakai "thermal gun".

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement