Jumat 20 Nov 2020 11:11 WIB

Pangdam Jaya Tegas Perintahkan Copot Baliho Habib Rizieq

Pencopotan baliho Habib Rizieq dilakukan di sejumlah titik Jakarta Pusat dan Selatan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Baliho menyambut kepulangan Habib Rizieq terpasang di dekat Markas Front Pembela Islam (FPI), tepatnya di Jalan KS Tubun, Jakarta Pusat, Senin (26/10). Pangdam Jaya memerintahkan semua baliho bergambar Habib Rizieq Shihab untuk ditertibkan dan dicopot.
Foto: Republika/Febryan A
Baliho menyambut kepulangan Habib Rizieq terpasang di dekat Markas Front Pembela Islam (FPI), tepatnya di Jalan KS Tubun, Jakarta Pusat, Senin (26/10). Pangdam Jaya memerintahkan semua baliho bergambar Habib Rizieq Shihab untuk ditertibkan dan dicopot.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Kodam (Pangdam) Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, mengungkapkan memerintahkan prajurit menurunkan baliho Habib Rizieq Shihab di wilayah DKI Jakarta. Perintah diberikan setelah sebelumnya upaya penertiban baliho oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) gagal karena baliho dengan wajah Shihab kembali terbentang.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya. Itu perintah saya. Karena berapa kali Pol PP turunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu," ungkap Dudung di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).

Baca Juga

Dia menuturkan, Republik Indonesia adalah negara hukum. Siapapun yang berada di Republik ini harus taat kepada hukum, termasuk pihak-pihak yang hendak memasang baliho. Menurut dia, aturan untuk pemasangan baliho sudah ada dan jelas. Karena itu, tak bisa kemudian ada pihak yang bertindak semaunya sendiri.

"Jangan seenaknya sendiri. Jangan seenaknya sendiri seakan-akan dia yang paling benar. Ndak ada itu. Ndak ada. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja itu. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur. Suka-sukanya sendiri," jelas dia.

Dudung memastikan, TNI akan membersihkan baliho-baliho serupa di wilayahnya. Ia memastikan tidak akan ada lagi baliho-baliho yang bernada perpecahan, misalnya salah satunya mengajak revolusi. Dia kemudian memberi peringatan kepada pihak yang hendak mengganggu persatuan dan kesatuan di wilayah DKI Jakarta.

"Saya tidak akan segan-segan menindak dengan keras yang coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan. Jangan merasa bahwa dia mewakili umat Islam. Tidak. Tidak semua. Lebih banyak umat Islam yang lebih baik dan berkatanya juga baik, dan berucap dengan baik, dan bertingkahlakunya juga baik," kata dia.

Sebelumnya, baliho dan poster besar bergambar Habib Rizieq Shihab bertebaran di Jakarta Selatan yang berbatasan dengan Jakarta Pusat. Bahkan baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut ada di beberapa titik strategis jalan utama.

Sekjen Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin, mengatakan pemasangan reklame tersebut sebagai bentuk kecintaan masyarakat kepada Rizieq. Baliho adalah bentuk respons peristiwa pembakaran gambar wajah Habib Rizieq di depan gedung DPR RI saat demo beberapa waktu lalu.

"Saya berharap dengan semangat dirgahayu RI maka seharusnya Satpol PP, daerah mana pun di Indonesia bisa menghargai ulama dan ucapan dari Habib Rizieq Shihab. Kami mengucapkan dirgahayu RI karena poster dengan foto Habib Rizieq Shihab untuk menjaga kedaulatan negara dari komunis dengan segala tipu daya dan adu domba neo PKI," ucap Novel.

Menurut dia, pemasangan baliho HRS itu dilakukan dengan memasang latar belakang merah putih yang artinya adalah pengibaran bendera merah putih tidak boleh diturunkan seenaknya. Novel menyebut, jika baliho tersebut diturunkan diturunkan maka foto Presiden Jokowi dan pejabat lainya juga harus diturunkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement