REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen otomotif asal Swedia berupaya meningkatkan untuk penjualan online. Volvo sedang mencoba meningkatkan penjualan online. Volvo menargetkan untuk menjual 50 persen dari volume globalnya secara online pada tahun 2025.
Volvo menghentikan perjanjian diler mereka bersama dengan rantai diler mobil asal Swedia, yakni Bilia. Kerja sama dihentikan di Swedia dan juga Norwegia.
Perjanjian yang memiliki jangka waktu dua tahun ini mencakup penjualan mobil dan juga bisnis layanan Bilia untuk model Volvo. Bilia adalah diler Nordik terkemuka dengan sekitar 140 fasilitas sebagian besar di Swedia dan Norwegia.
Omset untuk penjualan mobil Volvo baru di Swedia dan Norwegia sekitar 6,4 miliar crown Swedia pada 2019.
"Bisnis Mobil tunduk pada transformasi global dan kami yakin bahwa Bilia akan terus memainkan peran sentral juga di masa depan," kata CEO Bilia Per Avander dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Rabu (25/11).
Bilia mengatakan, penjualan mobil bekas tidak tercakup dalam perjanjian diler dan karenanya tidak terpengaruh oleh penghentian ini.
Pada bulan September, Volvo mengumumkan akan membeli Upplands Motor, dealer besar Swedia lainnya. Volvo merencanakan pengambilalihan penuh pengecer Bra Bil, berupaya untuk menggabungkan kedua bisnis tersebut dengan diler sendiri, Volvo Bil.
Volvo berencana menggunakan bisnis gabungan di Swedia sebagai percontohan untuk membentuk penjualan mobil di masa depan. Volvo juga akan memperkuat kontak langsung dengan pelanggan saat mereka semakin banyak menggunakan online.