REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bangladesh telah memulai persiapan untuk memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di lepas pantainya. Meski begitu, tindakan ini mendapat tentangan dari banyak pengungsi dan kelompok hak asasi manusia (HAM) yang mendesak untuk menghentikan relokasi.
"Bangladesh harus menghentikan proses relokasi yang terburu-buru ini. Tidak ada satu pun pengungsi yang boleh dipindahkan sampai semua masalah HAM terselesaikan," kata Direktur Regional Fortify Rights, Ismail Wolff, dilansir Aljazirah, Kamis (3/12).
Bangladesh mengatakan akan mengangkut pengungsi ke Bhasan Char, sebuah pulau di Teluk Bengal yang memakan waktu berjam-jam dari daratan dengan perahu. Relokasi ini akan mengurangi kepadatan kamp-kampnya, Cox's Bazar. Cox’s Bazar telah menjadi rumah dari satu juta warga Rohingya, anggota minoritas Muslim yang melarikan diri dari Myanmar.
Kelompok kemanusiaan dan hak asasi manusia telah mendesak penghentian langkah tersebut. Mereka mengatakan pulau tersebut tidah pernah dihuni sehingga rentan terhadap badai. Sementara itu, pemerintah tidak mengizinkan PBB untuk melakukan penilaian keamanan.