Menurut Ketut, situasi lingkungan seperti ini berpengaruh kepada pengunjung Pantai Kuta. Mereka menjadi risih dan terganggu.
"Menjadikan perasaan berbeda saat melewati air, saat main di pantai," ucapnya.
Pihaknya berencana membersihkan kawasan Pantai Kuta tersebut mulai Jumat, bekerja sama dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, sampah kiriman 2020 ini jauh lebih sedikit.
Pada tahun 2019, pada bulan November akhir sudah menunjukkan meningkatnya volume sampah dan akhirnya membeludak. Desa Adat Kuta sudah menyiapkan tempat sampah khusus guna menampung sampah dari Pantai Kuta.
Selain itu, Pantai Kuta juga membatasi kegiatan berkerumun dan kegiatan-kegiatan yang dapat mengundang keramaian.
"Paling tidak jangan sampai berkerumun, perlu dilaksanakan penertiban (jika ditemukan pelanggaran), sudah berkoordinasi juga dengan bendesa (perangkat) adat, Babinsa, Bhabinkamtibmas untuk mengantisipasi jam malam ini, dari Pantai Jerman sampai perbatasan Kuta dan Legian," kata Ketut.