Selasa 12 Jan 2021 01:04 WIB

Indonesia Punya Pabrik Peledak Terlengkap se-Asia Tenggara

Pusat bahan berenergi tinggi merupakan bagian dalam mewujudkan kemandirian alutsista

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
PT Dahana (Persero) melakukan ekspor produk bahan peledaknya ke perusahaan Australia, (ilustrasi).
Foto: dok. Dahana
PT Dahana (Persero) melakukan ekspor produk bahan peledaknya ke perusahaan Australia, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dahana (Persero) membangun Energetic Material Center (EMC) atau pusat bahan berenergi tinggi yang berdiri di atas lahan lebih dari 500 hektar di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kepala Departemen EMC Dahana, Benny Gunawan, mengatakan pusat bahan berenergi tinggi merupakan bagian dalam mewujudkan kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) nasional.

Benny menyampaikan peletakan batu pertama pembangunan EMC dilaksanakan pada masa kepemimpinan Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri Pertahanan pada 2010 dan mulai beroperasi sejak pertengahan 2012. "Harapannya, kawasan EMC menjadi 'kawah candradimuka' penciptaan Sumber Daya Manusia serta tekonologi bahan berenergi tinggi yang siap bersaing di dunia internasional," ujar Benny dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/1).

Baca Juga

Hingga saat ini, lanjut Benny, EMC Dahana masih tercatat sebagai pusat bahan peledak nomer wahid di Asia Tenggara dengan fasilitas bahan peledak terlengkap meliputi pabrik-pabrik seperti pabrik booster, pabrik detonator non elektrik, pabrik danfo, pabrik cartridge emulsion, TNT Filling, Fuze Bomb, Emulsifier, dan Nitrogliserin.

Selain pabrik, ucap Benny, EMC Dahana juga menyediakan fasilitas lain seperti pergudangan, laboratorium, kantor pusat Dahana, tempat latihan serta ujicoba, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Benny mengatakan setiap tahun SDM Dahana mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual atas produk-produk baru yang dihasilkan di EMC. Budaya inovatif pun semakin berkembang dengan semakin lengkapnya fasilitas bahan peledak yang dimiliki Dahana.

"Kami menargetkan mencetak minimal satu hak paten setiap tahunnya karena memang inovasi itu menjadi hal yang sangat penting di dunia bahan berenergi tinggi," ucap Benny.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement