Sabtu 16 Jan 2021 06:56 WIB

Tim Gabungan Gunakan ROV untuk Temukan CVR Sriwijaya Air

Pencarian juga dilakukan di atas permukaan dengan menerjunkan delapan penyelam.

Tim pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir I menggunakan ROV untuk mencari CVR Sriwijaya Air.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Tim pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir I menggunakan ROV untuk mencari CVR Sriwijaya Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir I menggunakan alat yang dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated vehicle/ROV) untuk mencari serpihan dan perekam pembicaraan pilot di kokpit (cockpit voice recorder/CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu. Sebelumnya, dlaporkan kotak penyimpanan memori CVR ditemukan dalam operasi SAR, terpisah dari memorinya.

"ROV merupakan robot bawah air atau drone bawah air yang dioperasikan dengan menggunakan pengontrol dengan kedalaman 305 meter dan kecepatan 2,5 knot yang dilengkapi dengan kamera dengan kualitas 4K," jelas Komandan Yontaifib I Marinir, Mohammad Abdilah di Perairan Kepulauan Seribu, Jumat (15/1).

Baca Juga

Pencarian di hari ketujuh ini dibantu ROV untuk melihat apakah ada obyek di bawah dengan harapan serpihan pesawat atau CVR bisa terlihat. Selain itu, pencarian dilakukan di atas permukaan air dengan menerjunkan delapan penyelam.

Abdilah menjelaskan kedalaman laut di lokasi penyelaman diperkirakan 15 meter-20 meter. Namun, bukan menjadikan pencarian menjadi lebih mudah.

Hingga hari ketujuh operasi, komponen rekaman percakapan pilot dengan ko-pilot atau CVR itu belum juga ditemukan. Sebelumnya, pada Selasa (12/1) petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL).

Basarnas juga memperpanjang masa pencarian korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu hingga 18 Januari 2021. Diharapkan, pencarian semakin membuahkan hasil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement