Belum ditemukan kasus bukan berarti bebas risiko
Dr Windhu Purnomo, ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, mengatakan, komunitas tertutup cenderung aman dari penularan Covid-19.
"Upaya masyarakat Baduy untuk tetap di satu tempat, membatasi mobilitas mereka, sebenarnya adalah kuncinya," kata Dr Windhu Purnomo.
"Tapi, saya khawatir karena turis masih diperbolehkan masuk. Bahkan, jika mereka membawa hasil tes antigen, tetap ada risiko penularan."
"Katakanlah syaratnya adalah hasil tes yang berlaku selama tiga hari terakhir. Bagaimana kalau turis itu baru tertular kemarin? Bisa bocor dan berisiko untuk orang Baduy."
Dr Windhu mengatakan, untuk memastikan tidak ada kasus atau nol kasus di masyarakat Baduy, lebih baik jika semua orang Baduy dites.
"Kapasitas tes perlu digenjot, tidak hanya di Baduy, tapi di seluruh wilayah di Indonesia, mengingat kapasitas tes kita masih salah satu yang terendah di dunia, kita nomor 159 dari 202 negara," ujarnya.
Dr Windhu mengatakan, langkah penting berikutnya untuk mencegah orang Baduy tertular virus corona adalah menutup akses sementara ke wisatawan.
"Kalau kita ingin menjaga suku Baduy ini tetap terjaga tidak tertular virus, menurut saya, untuk sementara jangan ada wisatawan yang masuk," tutupnya.
sumber: https://www.abc.net.au/indonesian/2021-02-08/belum-ditemukan-kasus-covid-19-di-baduy/13132182