REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Presiden Donald Trump tidak senang dengan argumen pembukaan dari pengacara sidang pemakzulannya, Bruce Castor, di Senat, Selasa. Demikian disampaikan dua orang yang mengetahui reaksi Trump kepada CNN.
Castor, yang mewakili Trump bersama pengacara David Schoen, menyampaikan argumen yang berliku-liku pada hari pertama persidangan pemakzulan Senat. Pengacara itu justri memberikan pujian untuk manajer pemakzulan House atas presentasi yang menurutnya "dilakukan dengan baik."
Trump hampir berteriak ketika Castor berjuang memahami inti argumen tim pembelanya. Argumen dimaksud yakni dewan telah melebihi konstitusionalitas dengan mengadakan persidangan untuk seorang presiden yang tidak lagi menjabat. "Mengingat tim hukum telah berkumpul lebih dari seminggu yang lalu, itu berjalan seperti yang diharapkan," ujar salah seorang sumber mengatakan kepada CNN.
Namun, sekutu Trump terperangah ketika para pengacara mengganti slot bicara pada menit terakhir. Presentasi diskursif Castor menampilkan pujian panjang terhadap Senat, termasuk senator Pennsylvania di negara bagian asalnya— Pat Toomey dari Partai Republik, dan Bob Casey dari Demokrat— sambil berargumen seharusnya Senat tidak mengadakan persidangan.
Senat akhirnya memilih 56-44 bahwa persidangan pemakzulan adalah konstitusional. Seorang penasihat dari tim Trump memberikwn penilaian jujur tentang hari pembukaan yang berantakan, bertanya dengan tajam, "Apa yang sedang terjadi?"
Penasihat tersebut mengatakan, mantan Presiden bisa dalam bahaya serius jika dia didakwa di pengadilan pidana, mengingat ketidakmampuannya untuk menarik tim hukum berkekuatan tinggi untuk persidangan pemakzulan.
“Trump tidak tahu apa-apa jika ada yang menuntutnya. Tidak ada yang mau bekerja dengannya," kata penasihat tersebut.
Schoen seharusnya hadir lebih dulu, bukan Castor. Duaa orang yang mengetahui rencana itu mengatakan kepada CNN.
Setelah Castor menyerahkan kepada Schoen, nada pertahanan tim berubah drastis. Schoen menuduh Demokrat menggunakan impeachment sebagai "olahraga" politik untuk mencoba mencegah Trump mencalonkan diri lagi. Ia menuduh mereka mencoba mencabut hak pemilih pro Trump.
Meskipun mantan Presiden tidak senang dengan kinerja awal tim pembelanya, stafnya tetap yakin dia akan dibebaskan dan hal itu tidak akan mengubah hasil persidangan.