Selain itu, kata dia, disetiap kabupaten/kota ada bunda literasi untuk mendorong minat baca masyarakat di lingkunnnya. Ada juga, duta baca tapi baru sampai tingkat keluruhan. "Duta baca ini sukses mendorong masyarakat untuk meningkat baca. Ada juta gerobak baca. Walau pandemi mereka bisa saling membantu tingkatkan minat baca," paparnya.
Atalia menilai, kemampuan litarasi penting sekali di masa pandemi saat ini. Bahkan, akses literasi sumbernya tak harus dari buku. Tapi bisa lewat media apa pun.
Atalia mencontohkan, di masa pandemi sekarang tanaman jadi hit karena masyarakat mulai terbuka wawasannya. Kalau orang yang literasinya bagus, mereka tak akan terlalu reaktif dengan bebagai permasalahan yang ada.
"Dan jangan lupa, membaca akan memperkuat daya ingat. Akibat kita kurang literasi akan mengalami banyak hal. Salah satunya, muncul hoaks. Bahkan Covid-19 sampai hari ini ada yang tak percaya ini akibat kurang literasi," kata Atalia.
Sementara menurut Kepala Dipusipda Jabar, Ahmad Hadadi, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan literasi di Jabar. Misalnya, ada gerakan literasi sekolah, literasi keluarga yang bekerja sama dengan PKK. Jadi, kader PKK yang berjumlah 50 ribu ini aktif menyosialiasasikan literasi di daerahnya.
Hadadi mengakui, anggaran pengadaan buku menurun karena memang alokasi dinasnya menurun. Tapi, di Provinsi Jabar sendiri pengadaan buku masih ada walaipun nilainya turun.
"Tahun ini ada pengadaan buku. Kami survei dulu bersama pustakawan buku apa yang harus dibeli," katanya.
Menurut Wapemred Republika Nur Hasan Murtiaji, tema yang diangkat dalam talkshow ini sangat menarik karena mendorong literasi di masa pandemi. Membaca sendiri, kata dia, merupakan salah satu aktivitas yang bisa menghilangkan kejenuhan.
"Dulu literasi diartikan kemampuan mengolah membaca dan menulis. Tapi sekarang ada literasi baca, menulis, literasi science macam-macam," katanya.