Selasa 09 Mar 2021 13:08 WIB

Hongaria Terapkan Pembatasan Sosial Hingga 7 April

Pemerintah Hongaria mendesak perusahaan mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Maestro Hungaria Mate Hamori (tengah) memimpin konser Kurtag / Haydn / Dvorak dari Obuda Danubia Orchestra tanpa penonton di Akademi Musik Liszt Ferenc di Budapest, Hongaria, Jumat (13/3). Orkestra tampil tanpa penonton untuk streaming video gratis karena pandemi coronavirus .
Foto: EPA-EFE / Balazs Mohai
Maestro Hungaria Mate Hamori (tengah) memimpin konser Kurtag / Haydn / Dvorak dari Obuda Danubia Orchestra tanpa penonton di Akademi Musik Liszt Ferenc di Budapest, Hongaria, Jumat (13/3). Orkestra tampil tanpa penonton untuk streaming video gratis karena pandemi coronavirus .

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pemerintah Hongaria mengumumkan pembatasan sosial baru, termasuk menutup sebagian besar pertokoan, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar hingga 7 April. Penutupan itu bertujuan untuk memperlambat penyebaran infeksi virus corona yang terus merangkak naik. 

Pemerintah mendesak perusahaan untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah. Sekolah menengah Hongaria telah melakukan pembelajaran jarak jauh sejak November. Selain itu bar, restoran, serta pusat kebugarannya juga telah ditutup sejak itu. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan, apabila pembatasan sosial tidak diperketat maka rumah sakit akan kewalahan menerima pasien virus corona. 

Baca Juga

"Dua minggu ke depan akan sulit, namun jika kami ingin membuka pembatasan sosial sebelum Paskah maka kami harus menutupnya sekarang," ujar Orban.

Jumlah pasien yang menggunakan ventilator di rumah sakit Hongaria meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua minggu terakhir. Pada Senin (8/3) terjadi jumlah lonjakan sekitar 806 pasien dibandingkan dengan puncak kasus virus corona sebelumnya yaitu 674 pada awal Desember. 

Selain itu, kematian juga meningkat tajam dengan jumlah hampir 16 ribu. Menurut Universitas Johns Hopkins, Hongaria memiliki tingkat kematian terburuk ke-8 per satu juta penduduk di dunia. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit kemungkinan terus bertambah.

“Kami dapat melihat bahwa gelombang ketiga menyebar dengan sangat kuat, terutama karena varian (virus). Kami tidak dapat melakukan apa pun sekarang selain memutus rantai infeksi,” kata kepala petugas medis Hongaria Cecilia Muller.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement