REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pemerintah Hongaria mengumumkan pembatasan sosial baru, termasuk menutup sebagian besar pertokoan, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar hingga 7 April. Penutupan itu bertujuan untuk memperlambat penyebaran infeksi virus corona yang terus merangkak naik.
Pemerintah mendesak perusahaan untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah. Sekolah menengah Hongaria telah melakukan pembelajaran jarak jauh sejak November. Selain itu bar, restoran, serta pusat kebugarannya juga telah ditutup sejak itu. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan, apabila pembatasan sosial tidak diperketat maka rumah sakit akan kewalahan menerima pasien virus corona.
"Dua minggu ke depan akan sulit, namun jika kami ingin membuka pembatasan sosial sebelum Paskah maka kami harus menutupnya sekarang," ujar Orban.
Jumlah pasien yang menggunakan ventilator di rumah sakit Hongaria meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua minggu terakhir. Pada Senin (8/3) terjadi jumlah lonjakan sekitar 806 pasien dibandingkan dengan puncak kasus virus corona sebelumnya yaitu 674 pada awal Desember.
Selain itu, kematian juga meningkat tajam dengan jumlah hampir 16 ribu. Menurut Universitas Johns Hopkins, Hongaria memiliki tingkat kematian terburuk ke-8 per satu juta penduduk di dunia. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit kemungkinan terus bertambah.
“Kami dapat melihat bahwa gelombang ketiga menyebar dengan sangat kuat, terutama karena varian (virus). Kami tidak dapat melakukan apa pun sekarang selain memutus rantai infeksi,” kata kepala petugas medis Hongaria Cecilia Muller.