REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan aksi yang dilakukan oleh mahasiswa di depan Kantor DPP Partai Demokrat merupakan bentuk dialektika dalam demokrasi. Namun ke depannya, pihaknya akan lebih waspada terhadap masyarakat yang mewakili kelompok tertentu.
"Kami akan berupaya lebih baik lagi untuk mencegah hal seperti ini berulang, dengan mengecek identitas elemen masyarakat yang datang ke kami lebih detail lagi, dengan tetap menjunjung prasangka baik dan kebebasan berekspresi," ujar Herzaky lewat keterangan tertulisnya, Selasa (16/3).
Ia menjelaskan, (sebelum demonstrasi sore) Partai Demokrat telah mengizinkan kelompok yang mengatasnamakan Persatuan Aktivis Lintas Kampus untuk berorasi. Orasi dilakukan mereka di mimbar demokrasi yang telah disiapkan oleh pihaknya.
"Agar kegelisahan mereka bisa terekspresikan dengan baik dan tertib, Partai Demokrat membuka Mimbar Demokrasi di Taman Proklamasi di dalam kompleks kantor DPP," ujar Herzaky.
Namun, ia meminta maaf jika ternyata diketahui ada mahasiswa yang memegang jabatan tertentu, tapi bukan perwakilan lembaga di kampusnya.
"Mohon maaf kalau kemudian ternyata ada di antara mereka, yang belakangan baru diketahui memang mahasiswa dan memegang jabatan tertentu, tapi bukan perwakilan dari lembaga mahasiswa di kampusnya," ujar Herzaky.
Sebelumnya, puluhan orang yang mengaku mahasiswa berdemonstrasi di depan kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi Menteng, Jakarata Pusat, Senin (15/3) malam. Mereka sempat memblokade Jalan Proklamasi sekitar lima menit dan mengakibatkan kemacetan.
Berdasarkan pantauan Republika pukul 18.50 WIB, tampak massa berkumpul di depan pagar masuk utama kantor DPP Partai Demokrat. Mereka berorasi menuntut klarifikasi dari Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang mereka sebut telah mencatut nama kampusnya mendukung putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Sekitar pukul 18.55 WIB, massa itu mulai memblokade Jalan Proklamasi. Mereka berbaris di tengah jalan agar kendaraan tak bisa melintas.
Kemacetan panjang pun terjadi karena saat jam pulang kerja. Tak sedikit pula pengendara sepeda motor yang cekcok dengan massa tersebut. Aparat kepolisian baru berhasil menghalau massa dari badan jalan pada pukul 19.00 WIB.
Tak lama berselang, Kapolsek Metro Menteng, AKBP Iver Son Manossoh meminta mereka bubar karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Namun mereka enggan bubar.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, puluhan orang yang berdemonstrasi itu akhirnya dapat dibubarkan pukul 20.30 WIB. Mereka tidak memberikan perlawanan ketika dibubarkan.