REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA--Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengakui saat ini sekitar 40 orang sudah dievakuasi dari Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Mereka dievakuasi ke Timika.
"Evakuasi dilakukan sejak Rabu (14/4), dengan menggunakan armada penerbangan sipil," kata Irjen Pol Fakhiri, di Jayapura, Kamis (15/4).
Dia mengakui, sebagian besar warga yang dievakuasi yakni yang bermukim di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) terjadinya kasus penembakan dan pembakaran yang menewaskan dua orang guru. Kemungkinan masih ada warga pendatang yang tetap tinggal di Beoga, apalagi saat ini droping makanan sudah dilakukan.
Warga yang dievakuasi itu kini berada di Timika, kata Fakhiri, seraya berharap trauma yang sempat mereka rasakan hilang. Ketika ditanya tentang situasi Beoga, Kapolda Papua ini mengaku relatif kondusif, karena penambahan personel sudah dilakukan.
"Saya menyampaikan terima kasih atas kerja keras semuanya, sehingga penerbangan dapat kembali dilakukan," kata Irjen Pol Fakhiri.
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan penembakan terhadap dua orang guru hingga meninggal dunia di Beoga. Kedua guru yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4), dan Yonatan Renden yang ditembak Jumat (9/4). Selain itu, KKB juga membakar rumah Wakil Ketua I DPRD Puncak Menase Mayau, dan rumah Junaidi Sulele (Kepala SMPN) di Beoga.