REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (19/4). Pria berusia 66 tahun itu dilaporkan menjalani karantina mandiri di kediamannya.
Seperti dilaporkan laman Al Arabiya, belum ada keterangan apakah Alavi dalam kondisi stabil atau tidak. Alavi ditunjuk sebagai menteri intelijen setelah Hassan Rouhani mengambil alih kursi kepresidenan pada 2013.
Dia sebelumnya merupakan anggota Majelis Ahli negara, sebuah badan yang mengawasi tindakan pemimpin tertinggi Iran Ali Khomeini. Pada Februari lalu, Alavi sempat membuat pengakuan langka, yakni negaranya berpotensi mengejar pengembangan senjata nuklir jika sanksi internasional tidak dicabut.
Dalam beberapa pekan terakhir, Iran menyaksikan lonjakan kasus baru Covid-19. Peningkatan infeksi terjadi beberapa pekan setelah libur dua pekan untuk Norwuz, yakni perayaan tahun baru Persia. Jutaan warga di sana melakukan perjalanan liburan.
Sejauh ini Iran telah mencatatkan lebih dari 2,2 juta kasus Covid-19. Sementara, korban meninggal di sana telah melampaui 67 ribu jiwa. Iran telah meluncurkan kampanye vaksinasi, tapi berjalan lambat. Setidaknya 462.642 dosis telah diberikan kepada penduduk berpopulasi 84 juta orang tersebut.