Selasa 20 Apr 2021 15:27 WIB

Menteri Intelijen Iran Positif Covid-19

Alavi dilaporkan menjalani karantina mandiri di kediamannya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (19/4). Pria berusia 66 tahun itu dilaporkan menjalani karantina mandiri di kediamannya.

Seperti dilaporkan laman Al Arabiya, belum ada keterangan apakah Alavi dalam kondisi stabil atau tidak. Alavi ditunjuk sebagai menteri intelijen setelah Hassan Rouhani mengambil alih kursi kepresidenan pada 2013.

Baca Juga

Dia sebelumnya merupakan anggota Majelis Ahli negara, sebuah badan yang mengawasi tindakan pemimpin tertinggi Iran Ali Khomeini. Pada Februari lalu, Alavi sempat membuat pengakuan langka, yakni negaranya berpotensi mengejar pengembangan senjata nuklir jika sanksi internasional tidak dicabut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Iran menyaksikan lonjakan kasus baru Covid-19. Peningkatan infeksi terjadi beberapa pekan setelah libur dua pekan untuk Norwuz, yakni perayaan tahun baru Persia. Jutaan warga di sana melakukan perjalanan liburan.

Sejauh ini Iran telah mencatatkan lebih dari 2,2 juta kasus Covid-19. Sementara, korban meninggal di sana telah melampaui 67 ribu jiwa. Iran telah meluncurkan kampanye vaksinasi, tapi berjalan lambat. Setidaknya 462.642 dosis telah diberikan kepada penduduk berpopulasi 84 juta orang tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement