Rabu 02 Jun 2021 20:56 WIB

Pengamat: Modernisasi Alutsista tak Bisa DItunda

Pengamat menilai modernisasi alutsista tak bisa tunggu pandemi selesai.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Alutsista (ilustrasi)
Foto:

 

Rizal menjelaskan, penyusunan MEF yang juga meliputi pembangunan industri pertahanan, penelitian dan pengembangan, alih teknologi (transfer of technology/ToT) dan program nasional itu tidak semudah "membalikkan telapak tangan". Dia mengatakan, hal dirancang berdasarkan estimasi terhadap ancaman keamanan nasional hingga respons terhadapnya. 

Dia menilai, pemerintah perlu menerapkan skala prioritas dalam memodernisasi sistem pertahanan berdasarkan ancaman aktual dan tidak aktual yang dihadapi. Rizal mengatakan, potensi meluasnya eskalasi konflik di Laut Cina Selatan (LCS) antara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dengan Cina merupakan salah satu ancaman aktual bagi Indonesia.

Dia mendukung langkah Kemenhan menyusun rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista. Selain itu, Rizal juga sepakat dengan strategi Kemenhan mempercepat pengadaan alutsista menjadi 2021-2024. Menurutnya, investasi itu akan meningkatkan posisi tawar Indonesia agar mendapatkan alutsista dengan harga lebih terjangkau.

"Karena investasi dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, dapat dipastikan semua alat yang dibelanjakan bisa bekerja sama atau compatible dengan satu lainnya," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Anggota Komisi I DPR, Effendy Simbolon, memaklumi rencana Kemenhan menyusun rencana induk pertahanan pada saat ini. Pangkalnya, produsen cenderung menjual murah saat pagebluk selain Indonesia masih membutuhkannya.

"Pak Menhan menyatakan, produsen di Eropa sekarang, mereka jual murah di tengah pandemi dan kita butuh. Inilah poin-poin yang jadi dasar kenapa rencana induk pertahanan disusun dan dirancang. Itu yang jadi pembahasan," katanya.

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَرَسُوْلًا اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ اَنِّيْ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۙاَنِّيْٓ اَخْلُقُ لَكُمْ مِّنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ فَاَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚوَاُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ وَاُحْيِ الْمَوْتٰى بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚوَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُوْنَ وَمَا تَدَّخِرُوْنَ ۙفِيْ بُيُوْتِكُمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ
Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.

(QS. Ali 'Imran ayat 49)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement