Jumat 16 Jul 2021 20:36 WIB

MPLS Daring, Perpeloncoan Hilang, Siswa Baru Senang

MPLS yang digelar secara daring lebih bermanfaat karena memberikan materi informatif.

Red: Karta Raharja Ucu
Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar mengikuti pembelajaran secara daring dari rumahnya di Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021).
Foto:

Penjelasan tentang MPLS juga saya dapatkan dari Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (GTK Dikmen Diksus), Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Yaswardi. Ia mengatakan ada empat indikator utama yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan MPLS, yaitu tataran perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, dan pelaporan.

Guru harus memahami kebutuhan peserta didik saat ini. Lakukan asesmen diagnosis untuk mengetahui kebutuhan dan kondisi psikososial peserta didik. "Anak-anak didik kita kan sudah ada datanya, ini harus diolah tim MPLS untuk jadi acuan perencanaan sehingga perencanaan berbasis data akan lebih memudahkan bagaimana kita melakukan MPLS dengan kreatif, inovatif, dan menarik," kata dia.

Yaswardi menuturkan kebijakan bagi guru dan tenaga kependidikan dalam memasuki tahun ajaran baru di masa pandemi adalah mengubah pola pikir guru. Yang diubah menurut Yaswardi adalah kondisi yang tidak nyaman menjadi nyaman. "Ini tidak mudah dan perlu kecermatan dalam mengubah pola pikir ini,” kata Yaswardi.

Pendekatan humanis perlu dikedepankan dalam penyelenggaraan MPLS, yaitu apresiasi atau penghargaan lebih diprioritaskan daripada sanksi atau hukuman karena para pendidik perlu meningkatkan motivasi belajar anak di masa yang sulit. Selain itu, MPLS perlu memberikan pemahaman tentang pola belajar masa pandemi Covid-19, baik daring maupun luring.

Ada keunikan-keunikan yang harus disampaikan di sekolah. Pada PTM terbatas, ada protokol kesehatan yang harus dikuti. Sementara di PJJ perlu pendampingan orang dewasa dan sarana internet. "Karena dalam MPLS ini yang harus dibangun adalah komunikasi positif antara guru dan peserta didik,” kata Yaswardi.

photo
Sejumlah guru melaksanakan siaran langsung pembelajaran secara daring saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). - (ANTARA/Irfan Anshori)

 

 

Pesan serupa disampaikan Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), M. Bakrun. Kepada kepala sekolah, ia meminta MPLS dibuat menyenangkan dan meningkatkan imun. "Misalnya acara tidak hanya berupa ceramah saja," ucap dia.

Kemudian durasinya tidak boleh terlalu lama dan bisa diberikan jeda untuk beristirahat. Selain itu dalam MPLS juga harus diberikan wawasan tentang perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku. Acara MPLS dapat diisi dengan cerita sukses atau keberhasilan dari sosok alumni SMK atau sosok sukses dari kalangan industri yang dapat memberikan wawasan tentang industri atau keahlian tertentu.

Khususnya bagi siswa SMK harus diberikan pemahaman dan pengetahuan agar mampu dan mau mengikuti bidang yang sudah dipilihnya. Narasumber bisa didatangkan dari alumni dan kalangan industri yang didampingi oleh guru. "Selain itu, dapat terus diulang pesan tentang bagaimana menerapkan protokol kesehatan untuk keselamatan dirinya dan orang lain,” kata Bakrun.

Dengan program yang dipersiapkan matang dengan memberikan banyak informasi serta menghilangkan budaya perpeloncoan, MPLS akan menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat untuk para siswa, sekolah, bahkan orang tua. Seperti yang disampaikan Reza, materi MPLS anaknya menjadi bahan bimbingan selanjutnya di rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement