Rabu 08 Sep 2021 14:57 WIB

IAEA: Iran Halangi Pembicaraan Kesepakatan Nuklir

Badan pengawas atom PBB mengkritik Iran karena dianggap menghalangi penyelidikan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Kantor Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria. (ilustrasi)
Foto:

Mantan presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Dalam kesepakatan itu, Iran menyetujui pembatasan kegiatan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Dalam menyikapi penarikan AS dari kesepakatan serta penerapan kembali sanksi, Teheran melanggar banyak pembatasan yang diatur dalam kesepakatan itu. Pembicaraan tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran tentang kedua negara kembali ke kepatuhan telah berhenti sementara Presiden garis keras Iran Ebrahim Raisi telah menjabat.

Prancis dan Jerman telah meminta Iran untuk segera kembali ke pembicaraan nuklir. Raisi mengatakan Teheran siap tetapi tidak di bawah tekanan Barat.

Kritik pada Selasa oleh IAEA berarti Amerika Serikat dan sekutu Eropanya sekarang harus memutuskan apakah akan mendorong resolusi pada pertemuan Dewan Gubernur IAEA, yang akan berlangsung pekan depan, untuk menekan Iran agar menyerah. Dewan gubernur itu beranggotakan 35 negara.

Resolusi juga dapat membuat upaya untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan itu menjadi lebih sulit karena Teheran biasanya menentang langkah-langkah seperti itu. "Direktur Jenderal semakin khawatir bahwa bahkan setelah sekitar dua tahun, masalah perlindungan yang diuraikan di atas sehubungan dengan empat lokasi di Iran yang tidak diumumkan kepada Badan tetap belum terselesaikan," kata laporan kedua.

Laporan itu menyebutkan Iran harus menyelesaikan masalah luar biasa yang berkaitan dengan situs tersebut, yang mencakup pertanyaan tentang lokasi keempat yang belum diperiksa IAEA, tanpa penundaan lebih lanjut. Laporan tersebut memuat dugaan serangan yang nyata pada Juni di sebuah pabrik, yang memproduksi komponen sentrifugal di kompleks TESA Karaj, lebih buruk daripada yang diakui Iran.

Iran menyebutnya sebagai upaya sabotase oleh Israel, dengan mengatakan ada kerusakan kecil pada bangunan itu tetapi tidak ada pada peralatan. Laporan IAEA pertama menyebutkan dari empat kamera pengintai IAEA yang dipasang di bengkel, satu hancur dan satu lagi rusak parah.

Iran mengatakan telah menghapusnya sebelum menunjukkannya kepada inspektur IAEA Sabtu lalu. Namun, media penyimpanan data dan unit perekaman kamera yang hancur itu tidak termasuk di antara barang-barang yang disajikan oleh Iran, menurut laporan itu. Laporan menambahkan bahwa IAEA meminta Iran pada Senin (6/9) untuk menemukan dan menjelaskannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement