Anderson memanfaatkan KTT iklim Cop26, yang sedang berlangsung untuk mengangkat kembali tuntutan mengatasi permasalah lingkungan. Dia mengklaim, satu stasiun pembuangan limbah di London Timur mengumpulkan 30 ton tisu basah setiap hari.
"Pada 2019, 23 ribu tisu basah dihitung dan dikeluarkan dari satu bentangan tepi sungai Thames hanya dalam waktu dua jam," ujar Anderson.
Menurut Anderson, ketergantungan kepada tisu basah adalah hal menakutkan. Tisu basah tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan dan mencemari laut, tetapi juga merugikan perusahaan air sekitar 100 juta pound (sekitar Rp 1,9 triliun) per tahun untuk membersihkan 300 ribu kasus sumbatan.
"Itu adalah uang yang kemudian berakhir pada tagihan air kita setiap bulan," kata Anderson yang tidak mencoba melarang pemakaian tisu, melainkan mengusulkan menggantinya dengan versi tanpa mikroplastik.
Baca juga : Ramai Perusahaan Teknologi Asing Cabut dari China