Kamis 24 Feb 2022 03:21 WIB

Penularan Covid-19 di Jawa-Bali Capai 72 Persen Kasus Nasional

Penularan Covid-19 di Jawa-Bali didominasi varian Omicron.

Covid-19 varian Omicron mendominasi kasus nasional.
Foto: Pixabay
Covid-19 varian Omicron mendominasi kasus nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, penularan Covid-19 varian Omicron kini menjadi transmisi lokal dan penularannya banyak terjadi di Jawa-Bali. Tercatat, penularam Covid-19 di Jawa-Bali kini mendominasi sekitar 72 persen.

"Penularan lokal (Covid-19 omicron) terjadi di Jawa-Bali sekitar 72 persen dan di luar dua pulau ini mencapai 28 persen," kata Dante saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan Kemenkes bertema Antisipasi Kasus Omicron di Luar Jawa-Bali, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, pihaknya memperkirakan bukan tak mungkin ketika kasus Covid-19 di Jawa-Bali menurun kemudian lonjakan transmisi lokal varian Omicron terjadi di luar Jawa-Bali. Karena itu, dia menambahkan, Kemenkes melakukan berbagai macam strategi yaitu mengenali karakter varian virus ini.

Ia menjelaskan, karakter varian Omicron tidak terlalu berat secara klinis tetapi mudah sekali menular. Karena mudah menular maka strategi yang dilakukan adalah penggiatan strategi protokol kesehatan lebih masif di masyarakat secara berkesinambungan dan terus-menerus. Sehingga, diharapkan masyarakat bisa mewaspadai ini secara individu maupun mandiri.

Identifikasi karakter Omicron kedua, dia melanjutkan, yaitu kemungkinan gejala menjadi parah kecil. Sehingga, strategi yang Kemenkes lakukan adalah melakukan isolasi mandiri bagi mereka yang teridentifikasi tidak mempunyai gejala dan gejala ringan.

"Diharapkan kami bisa menangani Omicron secara proporsional berdasarkan karakteristik Omicron secara umum," ujarnya.

Dante mengakui varian Omicron sudah mendominasi hampir 100 persen di beberapa negara. "Sementara di Indonesia meski proporsi Omicron paling banyak, masih ada Delta dan varian lainnya," kata Dante.

Dia melanjutkan, varian Beta, Delta, Alpha meski belum hilang dari peredaran di Tanah Air, jumlahnya kecil. Lebih lanjut Dante menjelaskan, Omicron, Alpha, Beta, Delta adalah hasil mutasi Covid-19. Menurutnya, mutasi terjadi karena virus ini harus tetap hidup.

"Saat harus tetap hidup kan butuh inang yaitu tubuh manusia," ujarnya.

Dia menambahkan, ketika transmisi penularan terjadi yaitu dari inang ke orang lain maka virus akan melakukan kemampuan untuk membuat dirinya tetap hidup dan tetap bertahan. Caranya dengan melakukan perubahan karakter.

"Perubahan karakter itu yang kami rekam sebagai varian Alpha, Beta, Delta, Gama, dan sekarang Omicron," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement