REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) pada Februari 2022 diketahui angka kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 69 persen. Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, mengatakan meskipun angka kepuasan publik terhadap presiden cukup tinggi, namun faktanya rakyat masih mengalami kesulitan.
"Faktanya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ketika kami tanyakan situasi yang betul-betul dirasakan oleh masyarakat misalnya, apakah kondisi masyarakat dalam konteks kehidupan sehari-hari ekonomi kesejahteraannya baik atau tidak itu rupanya juga cukup rendah, menyatakan sulit di angka 57 persen," kata Dedi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (26/2/2022).
"Jadi ada semacam kontra itu begini, masyarakat menyatakan kondisinya sulit , terutama kehidupan ekonominya, tetapi ketika ditanya apakah puas dengan kinerja pemerintah itu juga menyatakan puas," imbuhnya.
Ia berasumsi hal itu terjadi karena keberhasilan Presiden Jokowi dalam membangun reputasi dan citra di mata publik. Padahal di saat survei itu dilakukan, beberapa kebijakan ramai disoroti publik seperti adanya polemik di kebijakan Jaminan Hari Tua, BPJS, peningkatan harga keberangkatan haji, serta kelangkaan kebutuhan pokok.
"Asumsi saya besar kemungkinan ini karena adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan pemerintah yang tentu menonjol, salah satunya berkaitan dengan infrastruktur yang terus digaungkan Presiden Joko Widodo, termasuk juga bagaimana Mandalika mulai beroperasi, ini mau tidak mau menimbulkan satu kebanggaan, sekaligus menciptakan opini yang positif bagi pemerintah," ujarnya.
IPO melakukan survei pada 15-22 Februari 2022. Diketahui sebanyak 69 persen publik menyatakan sangat puas dan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Hanya 26 persen yang menyatakan tidak puas, dan lima persen menyatakan ragu-ragu.
"Begitu juga dengan dukungan-dukungan dari bidang-bidang tertentu salah satunya bidang sosial, kepuasan publik mencapai 57 persen, kemudian bidang ekonomi yang paling tinggi mencapai 62 persen, kemudian bidang politik dan hukum meskipun paling rendah namun tetep agak lumayan yaitu 43 persen," ujarnya.
Untuk diketahui survei yang dilakukan IPO dilakukan melalui sambungan telepon dengan metode multistage random sampling. Sebanyak 1.220 responden terlibat dalam survei kali ini dengan margin of error 2,90 persen dan tingkat akurasi 95 persen.