Sabtu 05 Mar 2022 17:05 WIB

Pesan Abdul Mu'ti Soal Pemuda Negarawan di Tanwir Pemuda Muhammadiyah

Muhammadiyah harus hadir dan mewarnai kehidupan kebangsaan.

Pesan Abdul Muti Soal Pemuda Negarawan di Tanwir Pemuda Muhammadiyah
Foto: istimewa
Pesan Abdul Muti Soal Pemuda Negarawan di Tanwir Pemuda Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI -– Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memuji dipilihnya “Gerakan Pemuda Negarawan” sebagai tema Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Jambi, Jumat-Ahad, 4-6 Maret 2022.

“Kita sekarang ini sedang mengalami krisis negarawan. Pimpinan lembaga-lembaga, organisasi-organisasi pada beberapa hal mementingkan pribadi dan kelompoknya masing-masing dibandingkan dengan kepentingan bangsa. Tapi kita tidak boleh larut. Karena ciri dari gerakan Muhammadiyah adalah memberikan catatan dan jalan keluar,” kata Mu’ti saat memberikan sambutan pada seremoni pembukaan Tanwir II, Jumat (4/3/2022). 

Baca Juga

Abdul Mu'ti juga memberikan tiga pesan bagi arah gerakan negarawan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Pertama, Mu’ti berpesan agar kader-kader Pemuda senantiasa mengambil semangat dari banyaknya negarawan yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Dari masa pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan, Muhammadiyah menyumbang lebih dari 20 nama pahlawan nasional.

“Tapi kita tidak boleh larut dalam romantisme sejarah karena kita harus melihat masa sekarang dan masa depan. Muhammadiyah harus hadir dan mewarnai kehidupan kebangsaan dengan potensi masing-masing yang dimiliki oleh Pemuda Muhammadiyah,” tuturnya.

Kedua, Abdul Mu’ti berpesan agar Pemuda Muhammadiyah kian merekat pengamalan prinsip Negara Pancasila Darul Ahdi wa Syahadah. Semakin banyak kiprah Muhammadiyah terhadap bangsa akan semakin mengikis narasi negatif kelompok primordial yang selalu mempertentangkan antara Islam dan Nasionalisme.

“Komitmen Pemuda Muhammadiyah untuk meneguhkan peran-peran kebangsaan. Peran partisipatif dan konstruktif itu dibutuhkan untuk bagaimana kita menjadi komunitas yang minoritas tapi kreatif dalam menyelesaikan persoalan keumatan dan kebangsaan,” jelasnya.

Ketiga, Abdul Mu’ti berpesan agar Pemuda Muhammadiyah terus menjaga sifat inklusif yang selama ini telah menjadi karakternya. Pemuda Muhammadiyah juga diminta terus mensyiarkan inklusivisme kepada masyarakat luas untuk mengikis polarisasi yang masih kuat.

“Ini yang perlu dilakukan Pemuda Muhammadiyah dan saya yakin mampu sesuai moto Fastabiqul Khairat. Dengan moto itu Pemuda Muhammadiyah sadar berada di masyarakat majemuk, tapi kita tidak boleh euforia pada kemajemukan tapi lupa pada persatuan kebangsaan. Bhinneka Tunggal Ika,” pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement