Rabu 23 Mar 2022 14:31 WIB

Turki Serukan Sikap Bersama Ringankan Penderitaan Muslim

Turki menyoroti penderitaan Muslim di Palestina, Kashmir, dan Siprus.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
 Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Turki Serukan Sikap Bersama Ringankan Penderitaan Muslim
Foto:

Islamofobia dan Perang di Ukraina

Diplomat top Turki mengatakan Islamofobia sedang meningkat di Eropa. Pernyataannya ini mengacu pada laporan rasis tentang pengungsi dari Timur Tengah dan Afghanistan selama perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Cavusoglu mengatakan perang Rusia di tetangganya telah mengungkapkan standar ganda di seluruh dunia sementara konflik di Libya, Suriah, dan Yaman terus berlanjut selama bertahun-tahun.

“Bagi kami, darah di Kharkiv (Ukraina) dan darah di Aleppo (Suriah) adalah sama karena inilah yang dibutuhkan peradaban kami," katanya.

Cavusoglu mendesak otokritik untuk memecahkan masalah Muslim di seluruh dunia. “Siapa yang bertanggung jawab atas kondisi umat Islam saat ini? Menyalahkan orang lain untuk itu sangat mudah tetapi itu tidak akan membantu. Hari ini, kita harus mengkritik diri sendiri, dan mencoba melihat bagaimana kita bisa memperbaiki diri sendiri," katanya.

Krisis Kemanusiaan di Afghanistan

Berbicara kepada Anadolu Agency setelah pertemuan itu, Cavusoglu mengatakan dia bertemu dengan beberapa rekan di sela-sela, termasuk Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. “Kami mengadakan pertemuan yang sangat konstruktif dan bermanfaat untuk menormalkan hubungan kami dan bahkan membuat ulasan kami lebih baik dari sebelumnya. Kami dalam hal untuk bekerja sama,” katanya.

Tentang krisis kemanusiaan di Afghanistan, Cavusoglu mengatakan organisasi kemanusiaan Turki sudah bekerja di sana dan Ankara telah mengirim bantuan kemanusiaan ke Afghanistan dan memberikan bantuan keuangan melalui PBB dan organisasi non-pemerintah. “Kami belum mengakui pemerintahan Taliban tetapi kami menyarankan semua orang untuk terlibat dengannya,” katanya.

Dia juga mengatakan Yayasan Maarif Turki telah membuka sekolahnya dan dua sekolah lagi untuk anak perempuan akan segera dibuka di Kabul. “Jika negara (Afghanistan) runtuh (lagi), biayanya akan jauh lebih besar,” Cavusoglu memperingatkan.

Mengenai perang di Ukraina, dia mengatakan mereka bekerja untuk mencapai gencatan senjata, dan Turki berhubungan dengan kedua belah pihak karena warga sipil membayar harga dalam perang.

“Kemarin, saya juga melakukan beberapa panggilan dengan rekan-rekan saya yang berpartisipasi dalam negosiasi di Belarus,” katanya, seraya menambahkan Turki akan terus bekerja untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement