REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pihak SMAN 6 Jakarta lepas tangan terhadap aksi brutal dan anarkis para siswanya terhadap wartawan. Menurut pihak sekolah, apa yang terjadi di luar sekolah, bukan lagi tanggung jawab pihaknya."Kalau ada di luar, sekolah tidak memiliki tanggung jawab, itu tanggung jawab orang tua," kata Kepala SMAN 6 Jakarta, Kadarwati Mardiutama dalam dialog dengan wartawan pada Senin (19/9) siang.
Kadarwati menambahkan pihaknya tidak ingin bermain di air keruh. Ia pun berkelit bisa saja pelaku pemukulan dan perampasan kaset rekaman wartawan pada Jumat (16/7) merupakan mantan siswa SMAN 6 yang masih mengaku sekolah di sana.
Ia pun menyebutkan pihaknya telah menonaktifkan sebanyak 31 siswa dan mengembalikannya kepada orang tua mereka. Ia juga meminta agar memaklumi kejadian tersebut karena siswa-siswa tersebut masih di bawah umur."Mereka kan masih di bawah umur. Atas nama pemimpin lembaga ini kami mohon maaf," ucapnya.
Aksi damai dilakukan wartawan karena adanya aksi kekerasan dan perampasan kaset rekaman wartawan yang dilakukan siswa-siswa SMAN 6 Jakarta pada Jumat (16/9) malam. Lalu terjadi bentrokan sekitar pukul 11.30 WIB dimana terjadi pengeroyokan oleh puluhan siswa. Lima orang terluka.
Bentrokan kembali terjadi pada pukul 14.30 WIB dengan massa siswa lebih besar lagi sekitar 300 orang. Mereka mengepung wartawan yang jumlahnya hanya sekitar 20an orang dari dua sisi. Ada siswa yang keluar dari pintu gerbang utama sekolah dan ternyata juga ada siswa yang keluar dari pintu samping yang menembus GOR Bulungan. Dari perempatan Bulungan itu lah, para siswa menggalang massa. Saat ini puluhan polisi dari Polda Metro Jaya masih mengamankan lokasi bentrokan.