REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mundurnya Wakil Gubernur DKI Prijanto ternyata sama sekali tak membuat Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago terkejut. Menurut dosen Universitas Indonesia (UI) hubungan Fauzi Bowo dan Prijanto sudah lama ‘retak’
“Pengunduran diri ini bukanlah hal yang mengejutkan. Kalau saya lihat perkembangan hubungan Prijanto dan Foke, gak heran lagi,” ujar Andrinof, Ahad (25/12). Tak harmonisnya pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI ini bahkan dituturkan Andrinof semakin kentara setahun terakhir, semenjak Gubernur DKI yang akrab disapa Foke tersebut berniat menyalonkan diri kembali menjadi Gubernur DKI.
“Kalau kita lihat ada orang dalam yang cerita, ya kita akan tahu, bahwa sudah sepatutnya Prijanto mengundurkan diri, dengan cara Foke yagn begitu,” kata Andrinof.
Ia juga berpendapat, keputusan Prijanto untuk berhenti menemani Foke memimpin Jakarta tak ada hubungannya dengan ajang Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur (Pemilugub) DKI, Juli 2012 mendatang. Andrinof mengatakan, mundurnya Prijanto karena memang ‘murni’ hubungan keduanya yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
Alasan Prijanto untuk mundur pun dituturkan Andrinof sangat masuk akal, mengingat bagaimana cara Foke selama ini memperlakukan Prijanto. “Perlakuan Foke sudah tidak patut lagi setahun terakhir, dengan tidak menganggap Prijanto sama sekali sebagai Wakilnya,” ujar Andrinof menambahkan. Beberapa contoh sepelenya, dikatakan Andrinof bisa dilihat saat pemberian sambutan di acara-acara tertentu.
Sejak Foke semakin gencar menyosialisasikan dirinya, Prijanto sebagai Wakil Gubernur sudah jarang diberikan peran. Bahkan saat acara yang memang secara tradisi menjadi pekerjaan Wakil Gubernur, sambutan pun diwakilkan kepada Sekretaris Daerah DKI atau Deputi.
Sementara ketika disinggung mengenai kosongnya kursi Wakil Gubernur DKI, Andrinof mengaku hal tersebut sama sekali bukanlah masalah.