REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Ketua Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan, Ginanjar K menginginkan masyarakat Sunda menjadi pemimpin di negara ini. Pasalnya telah lama Sunda tidak terlihat eksistensinya sebagai pemimpin bangsa setelahj Otto Iskandar Dinata dan pahlawan lainnya yang dikenal hingga kini.
Keinginan itu dikatakannya dalam peringatan menyambut seabad usia dari Paguyuban Pasundan yang kini telah berusia 98 tahun dan selama itu menurutnya masih ada yang perlu diperbaiki oleh organisasi Sunda tertua di Indonesia tersebut.
"Jabar merupakan Provinsi terbesar dan Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia dan karena itu sewajarnya kalau Sunda atau Jawa Barat ini bisa menjadi pemimpin di negara ini dan untuk itu generasi muda etnis Sunda harus diubah pola pikirnya," kata mantan Anggota DPR RI tersebut.
Menurutnya, masalah yang sedang terjadi pada generasi muda Sunda saat ini ialah karena menurunnya rasa idealis terhadap etnisnya sendiri dan kurangnya kebersamaan atau rasa egois merasa 'paling' dibandingkan dari saudara-saudaranya di Sunda sendiri sehingga dengan mudah dikotak-kotakan oleh Partai Politik.
"Ke depan masyarakat Sunda harus bersatu tak peduli apapun partainya yang penting salah satu dari kita ada yang masuk dalam jajaran pimpinan atau sebagai pemimpin, sekarang di anggota DPR saja masih sangat sedikit dan minim bahkan hampir tidak ada setelah saya," jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan, kebiasaan sikap warga Sunda yang selalu mempersilakan pada orang lain, dalam artian mengalah meski dirinya mampu tetapi selalu merasa tidak mampu sehingga masyarakat Sunda sedikit yang berani mengambil kursi kepemimpinan.
"Di 2019 nanti mudah-mudahan dengan upaya dorongan dari Paguyuban Pasundan untuk membangun hal tersebut, masyarakat Sunda bisa kembali memimpin negara ini," kata Ginanjar.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Dada Rosada yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan, mengatakan, kunci untuk membangun etnis Sunda ialah dengan pendidikan. "Semua masyarakat Sunda pintar pasti Sunda pun akan kembali terlihat eksistensinya, maka harus ada pembenahan dari segi pendidikan bagi generasi muda etnis terbesar kedua di Indonesia tersebut," kata Dada.
Kemudian, dalam acara peringatan tersebut hadir beberapa pejabat pemerintah dan universitas ternama, seperti Rektor UI (Universitas Indonesia) kemudian hadir pula seluruh masyarakat Paguyuban Pasundan termasuk SMP, SMA, dan sejumlah mahasiswa Universitas Pasundan. Selain itu, acara tersebut dimeriahkan pula oleh suguhan musik tradisional dan pagelaran musik kecapi juga angklung.