Selasa 17 May 2011 20:54 WIB

Lulus UN Kok Corat-Coret Seragam? Bersyukur di Masjid dong!

Masjid Baiturrahman
Masjid Baiturrahman

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Beragam cara siswa dalam merayakan keberhasilannya setelah memastikan mereka lulus Ujian Nasional (UN) 2011. Aksi mencoret seragam sekolah dengan spidol dan cat, rekreasi bareng di objek wisata, konvoi kendaraan di jalan raya sebagai wujud kegembiraan seusai melihat pengumuman dan lulus UN.

Kegembiraan macam itu menjurus "euforia" terkadang tanpa kontrol, misalnya ratusan siswa tanpa menggunakan helm pengaman konvoi sambil membunyikan klakson tanpa henti-hentinya, mengganggu orang lain. Rambu lalu lintas misalnya lampu merah di persimpangan jalan seakan tidak berfungsi, akibatnya jalan jadi macet dan terusiknya kenyamanan pengendara lainnya seperti di Kota Banda Aceh, pada Senin (16/5).

Di balik konvoi sepeda motor di jalan raya, namun ada juga diantara mereka melaksanakan shalat sunat, zikir dan berdoa sebagai wujud rasa syukur setelah lulus UN seperti dilakukan ratusan siswa di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Rasa haru bercampur sedih, diantara siswa yang masih berseragam SMA utuh ketika langkah kakinya menginjakkan anak tangga Masjid Raya Baiturrahman. "Saya terharu karena lulus, tapi sedih akibat ada teman saya sekelas ternyata tidak lulus UN," kata Nisa, salah seorang siswa yang lulus UN 2011 tersebut.

Cut Mira (17) siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Banda Aceh itu mengatakan ia dan kawan-kawannya melaksanakan shalat dan zikir sebagai rasa syukur atas kelulusan UN. "Alhamdulillah kami lulus UN, setelah melihat pengumuman kami berangkat ke Masjid Raya Baiturrahman," kata dia.

Seusai melaksanakan shalat sunat, ratusan pelajar yang telah memadati masjid itu juga mengelar doa dengan membaca zikir dan surat Yasin. "Kami lebih memilih bersyukur dengan shalat dan berzikir daripada merayakan kelulusan dengan cara coret-coret baju seragam dan berhura-hura di jalanan," kata siswa yang ingin melanjutkan studi di jurusan akuntansi fakultas ekonomi itu.

Ia juga mengharapkan teman-teman yang tidak lulus agar tabah dan dapat memperbaikinya di masa yang akan datang. "Kami turut berduka semoga teman-teman yang belum lulus agar dapat tabah," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh Sofyan Sulaiman menyayangkan sikap para pelajar yang merayakan kelulusan UN dengan mencoret seragam dan konvoi sepeda motor. "Padahal, kami sudah menggelar rapat dengan para kepala sekolah mengantisipasi agar tidak terjadinya pencoretan seragam dan konvoi sepeda motor merayakan kelulusan UN," katanya.

Menurut dia, tidak ada sanksi khusus bagi pelajar yang merayakan kelulusan UN. Sanksi hanya bisa diberikan jika perbuatannya ditangani aparat penegak hukum karena melanggar ketertiban umum. "Kami mengimbau bagi pelajar yang berhasil lulus UN tidak merayakan berlebihan. Apalagi bersepeda motor di jalan raya, sehingga mengganggu arus lalu lintas," kata Sofyan Sulaiman.

Lebih rendah Sebanyak 1.821 dari total tercatat 63.021 siswa SMA/sederajat di 23 kabupaten dan kota di Provinsi Aceh tidak lulus UN 2011. "Artinya 97,11 persen (61.200 orang) dari total siswa yang mengikuti UN 2011 itu dinyatakan tidak lulus. Kondisi itu tentunya memprihatinkan kita semua," kata Ketua panitia UN Provinsi Aceh As'ari.

Bahkan, katanya menyebutkan seluruh siswa peserta UN 2011 SMA Negeri 3 Simeulu dinyatakan tidak lulus. Hal itu dikarenakan masih ada di antara guru yang kurang memahami terhadap pelaksanaan UN tersebut.

Ia juga menyebutkan bahwa tingkat kelulusan UN 2011 untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK mengalami penurunan sebesar 1,39 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya (2010).

As'ari juga menyebutkan persentase tingkat kelulusan untuk SMA/MA jurusan IPA 98,74 persen, SMA/MA IPS 94,39 persen, SMA/MA bahasa 98,08 persen. Sementara untuk MA Keagamaan 100 persen lulus, dan SMK 97 persen. Sedangkan pada tahun lalu (2010), dari 67.489 peserta UN tercatat yang tidak lulus 1.010 orang dan lulus 66.497 atau 98,50 persen.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Darmuda menilai corat-coret seragam sekolah tidak semestinya dilakukan sebagai wujud syukur setelah lulus UN. "Seragam itu masih bagus, dan layak dipakai, sayang jika harus dicoret. Daripada mencoret maka sebaiknya diserahkan kepada siswa lain yang masih sekolah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement